Ledakan tersebut terjadi di bagian barat ibu kota dan saat orang-orang akan memulai aktivitas pada pagi hari. Terlihat asap mengepup ke langit tadi pagi.
Sebuah kendaraan seketika meledak ketika berhenti di depan pos pemeriksaan luar kantor polisi. Akibatnya, orang-orang yang berada di sekitarnya terkena ledakan.
Dilansir dari AFP, Rabu 7 Agustus 2019, Taliban mengaku menargetkan tentara dan polisi. Bahkan, Taliban mengklaim ada tentara dan polisi yang tewas.
Namun, Kementerian Dalam Negeri Afghanistan mengklaim tidak ada yang tewas. Mayoritas korban terluka adalah warga sipil, terdiri dari wanita dan anak-anak.
Taliban telah mempertahankan tempo serangan, bahkan ketika mereka telah mengadakan beberapa putaran pembicaraan damai dengan Amerika Serikat yang bertujuan untuk mengakhiri perang 18 tahun.
Serangan itu terjadi sehari setelah misi AS di Afghanistan merilis sebuah laporan yang mengatakan bahwa sebagian besar kematian warga sipil pada semester pertama tahun ini disebabkan oleh pasukan Afghanistan dan sekutu internasional mereka. Laporan itu tampaknya merujuk pada warga sipil yang tewas selama operasi militer Afghanistan dan AS melawan Taliban.
Laporan PBB mengatakan 403 warga sipil tewas oleh pasukan Afghanistan dalam enam bulan pertama tahun ini dan 314 lainnya oleh pasukan internasional, totalnya 717. Itu dibandingkan dengan 531 yang dibunuh oleh Taliban, afiliasi Islamic State (ISIS) dan gerilyawan lainnya selama periode yang sama. Sekitar 300 dari mereka yang terbunuh oleh militan menjadi sasaran langsung.
AS mengatakan penyebab utama kematian dan cedera warga sipil adalah ‘keterlibatan di darat,’ yang menyebabkan satu dari tiga korban. Bom pinggir jalan berada di posisi kedua, mencapai hingga 28 persen.
Afghanistan adalah salah satu negara yang paling banyak ranjau darat di dunia. Ranjau itu merupakan warisan perang selama beberapa dekade.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News