"Banyak yang menerima imbauan KBRI supaya pulang dan melanjutkan liburnya ke Indonesia. Mereka berbesar hati menerima imbauan tersebut. Ada yang menghubungi minta dipulangkan, termasuk 21 mahasiswa ini," kata Djauhari dalam konferensi video dengan awak media di Kantor Sekretariat Presiden, Jakarta, Senin 10 Februari 2020.
Dubes Djauhari menjelaskan, 21 pelajar itu minta dipulangkan pada Jumat malam kemarin. Mendengar permintaan mereka, ia langsung menelepon pemerintah daerah tempat para WNI ini berasal.
Setelah disetujui, mereka kemudian dibelikan tiket pada Sabtu malam dan berangkat menuju Indonesia pada Senin pagi waktu Tiongkok.
Dalam kesempatan yang sama, pelaksana tugas juru bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah mengatakan para WNI ini, sebelum kembali ke tanah air, sudah menjalani proses pemeriksaan kesehatan di Tiongkok.
"Mereka berasal dari Tiongkok daratan yang tidak diisolasi. Mereka sudah menjalani proses pemeriksaan kesehatan dan sertifikat sehat, sehingga diizinkan terbang," tutur Faizasyah.
Nantinya, kata Faizasyah, ke-21 WNI ini akan mengikuti serangkaian pemeriksaan kesehatan lagi dari Kementerian Kesehatan.
Senada dengan Faizasyah, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Anung Sugihantono mengatakan, mereka yang diperbolehkan keluar dari Tiongkok daratan sudah pasti dinyatakan sehat.
Ia menambahkan memang ada perbedaan perlakuan antara WNI dari Wuhan, provinsi Hubei, dan Tiongkok daratan. Menurut dia, proses karantina di Hubei itu levelnya adalah wilayah, sehingga siapapun yang masuk atau keluar harus lewat prosedur yang ketat. Sedangkan di Tiongkok daratan, proses karantina dilakukan per kasus.
"Kalau (kasus) ini bukan dari Wuhan dan Hubei. Maka prosedurnya tidak lagi melalui kekarantinaan seperti di Natuna," terangnya, merujuk pada 238 WNI yang saat ini sedang menjalani observasi di Natuna.
Kemenkes sudah menyampaikan ke perwakilan di daerah para WNI itu berasal untuk bersiaga menyambut kedatangan mereka. Nantinya, mereka semua akan mendapat pemeriksaan kesehatan setibanya di Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News