Party of Hope pimpinan Koike muncul sebagai penantang serius bagi basis pendukung Partai Liberal Demokrat (LPD) yang menaungi Abe. Namun Koike menegaskan tidak akan menjadikan pemilu mendatang sebagai ajang pertarungan dua partai.
Abe menyerukan snap election atau pemilu yang dimajukan lebih cepat dari jadwal semula pada bulan lalu. Ia berharap pemilu dapat mempertahankan mayoritas LDP di majelis rendah parlemen.
Kehilangan suara mayoritas akan menjadi pukulan bagi LDP. Kinerja buruk dari LDP juga dapat menekan Abe untuk mengundurkan diri.
Ketika ditanya dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Asahi Shimbun, Sabtu 7 Oktober 2017, mengenai apakah partai Koike akan memilih kandidat PM dari jajarannya sendiri, dia menjawab: "Pada dasarnya, tidak."
Kampanye pemilu Jepang akan dimulai secara formal pada 11 Oktober mendatang. Sementara pemilu akan digelar pada 22 Oktober.
Koike, 65, mantan menteri pertahanan dan mantan anggota LDP Abe, mengatakan pada Jumat kemarin bahwa semua opsi tersaji di meja mengenai kandidat mana yang akan didukung partainya nanti untuk mengisi posisi PM.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id