Tim Canterbury Crusaders merayakan kemenangan mereka dalam babak final Super Rugby di Christchurch, 4 Agustus 2018. (Foto: AFP/MARTY MELVILLE)
Tim Canterbury Crusaders merayakan kemenangan mereka dalam babak final Super Rugby di Christchurch, 4 Agustus 2018. (Foto: AFP/MARTY MELVILLE)

Penembakan Selandia Baru

Tim Rubgy Berencana Ganti Nama Terkait Penembakan Christchurch

Willy Haryono • 18 Maret 2019 11:48
Canterbury: Tim rugby bernama Canterbury Crusaders mengaku akan berkoordinasi dengan komunitas Muslim di Selandia Baru mengenai rencana penggantian nama. Hal ini terkait sejumlah kritik terhadap nama Canterbury Crusaders, yang dinilai berpotensi memicu gesekan di tengah masyarakat.
 
Nama 'Crusaders' dari Canterbury Crusaders dapat merujuk pada Perang Salib, yakni peperangan di abad pertengahan yang berlangsung antara Kristen Eropa melawan Muslim dalam memperebutkan Tanah Suci.
 
"Mengenai nama Crusaders, kami menyadari ada kekhawatiran yang berkembang di tengah masyarakat," ucap Kepala Eksekutif tim Canterbury Crusaders, Colin Mansbridge, seperti dikutip dari laman AFP, Senin 18 Maret 2019.

"Menurut pandangan kami, hal ini perlu didiskusikan, dan kami akan menerima semua masukan. Tapi menurut kami, ini bukan saat yang tepat," lanjut dia.
 
"Saat momen tepat itu datang, kami akan mendiskusikan kekhawatiran ini dengan semua pihak, termasuk komunitas Muslim di negara ini," ungkap Mansbridge.
 
Logo tim Canterbury Crusaders memperlihatkan seorang ksatria yang memegang sebuah pedang. Saat bertanding, biasanya Canterbury Crusaders menghadirkan pria berpakaian ala ksatria seperti saat Perang Salib di masa lalu.
 
Canterbury Crusaders merepresentasikan separuh dari wilayah di South Island, dan merupakan tim rugby tersukses di turnamen Super Rugby. Tim tersebut telah berhasil menyabet sembilan titel juara. Nama Canterbury Crusaders ditetapkan pada 1996.
 
Dalam keterangan di situs resmi tim, disebutkan bahwa opsi lain dari nama klub adalah "Plainsmen." "Namun kami meyakini nama Crusaders lebih merefleksikan semangat tim rugby di Canterbury," tulis manajemen tim.
 
Penembakan di dua masjid di Christchurch, Selandia Baru, pada 15 Maret telah menewaskan 50 orang dan melukai puluhan lainnya. Penembakan dilancarkan teroris sayap kanan bernama Brenton Tarrant, pria 28 tahun asal Australia.
 
Saat beraksi, Tarrant merekam aksinya tersebut via metode livestreaming di media sosial Facebook. Sebelum melancarkan aksi brutalnya itu, Tarrant merilis sebuah manifesto berisikan pandangan ekstremis sayap kanan dan juga supremasi kulit putih.
 
Sabtu 16 Maret, Tarrant muncul di ruang persidangan di pengadilan distrik Christchurch. Tarrant mengenakan baju tahanan berwarna putih dan kedua tangannya terborgol. 
Dia duduk di hadapan hakim yang membacakan satu dakwaan pembunuhan. Serangkaian dakwaan lainnya diyakini akan dilayangkan kepada Tarrant.
 
Baca: Sebarkan Video Penembakan Christchurch, Remaja Terancam Dipenjara
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan