“Ada tiga area krisis yang harus kita perhatikan. Pertama pembiayaan risiko bencana, kedua pembiayaan infrastruktur, dan yang terakhir pembiayaan teknologi,” kata Lim dalam acara Jakarta Forum on East Asia Financial Cooperation, di Ritz Carlton Hotel, Jakarta, Senin 4 Maret 2019.
Lim mengatakan sejak krisis 1997, negara-negara anggota ASEAN telah mengadopsi berbagai perubahan untuk menghindari kembalinya krisis. ASEAN, imbuh dia, mengatur dan memperkuat sektor perbankan dan pasar penting dengan mitranya, tak terkecuali Tiongkok, Jepang, dan Korea.
“Dengan komitmen tersebut, ASEAN semakin berkomitmen untuk meningkatkan ekonomi di kawasan ini dengan memperdalam kerja sama,” tuturnya.
Saat ini, kata Lim, negara-negara di kawasan Asia Tenggara sudah akan menerapkan Perjanjian Perdagangan Bebas (RCEP). Lim yakin ASEAN akan mencapai keuntungan luar biasa di pasar dunia, terlebih dengan adanya Masyarakat Ekonomi ASEAN.
Lim mengungkapkan ada tiga pesan penting untuk negara-negara di Benua Asia, khususnya Asia Timur dan Tenggara untuk mempertahankan pasar keuangan agar jauh dari krisis.
“Asia Timur harus berkomitmen untuk melakukan reformasi keuangan. Kedua, kita perlu memperdalam integrasi pasar di Asia Timur, terutama pasar keuangan. Dan yang ketiga, memastikan pasar mendapat informasi dan terus bergerak,” tegasnya.
Sementara itu, Duta Besar Tiongkok untuk ASEAN Huang Xilian berharap dengan forum ini, pasar keuangan Asia akan terus stabil. Dia menegaskan, negara-negara di Asia harus bisa terus memimpin mesin pertumbuhan global.
“ASEAN, Tiongkok, Jepang, dan Korea memiliki perannya masing-masing, sebuah peran kritis dalam proses ini. Dan kerangka kerja sama ASEAN +3, dibuat setelah krisis keuangan Asia dan pantas mendapat kredit dalam pertumbuhan wilayah ini,” pungkasnya.
Dalam forum tersebut, hadir pula Direktur ASEAN+3 bidang Penelitian Ekonomi Makro (AMRO) Chang Juhong, Sekretaris Jenderal Kerjasama Trilateral (TCS) Lee Jong-hoon, dan Sekretaris Jenderal Asosiasi Kerja Sama Keuangan Asia (AFCA) Yang Zaiping.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News