Pasukan Filipina lakukan operasi di Marawi (Foto: AFP).
Pasukan Filipina lakukan operasi di Marawi (Foto: AFP).

Filipina Kerahkan Pasukan untuk Rebut Kota Marawi dari Teroris

Arpan Rahman • 25 Mei 2017 16:32
medcom.id, Marawi: Pasukan yang didukung helikopter tempur memerangi puluhan militan terkait dengan kelompok Islamic State (ISIS). 
 
Para pemberontak bersembunyi di sebuah kota yang terkepung di Filipina selatan, pada Kamis 25 Mei 2017. Upaya mengamankan daerah itu mendapat perlawanan sengit.
 
Bala tentara berkisar sekitar 100 prajurit, termasuk pasukan khusus Amerika Serikat yang terlatih, hendak merebut kembali bangunan dan jalan-jalan di sebagian besar Marawi yang dikuasai oleh kelompok militan Maute, yang telah berjanji setia kepada ISIS.
 
Ribuan penduduk melarikan diri saat pemberontak merebut sebagian besar kota dan membakar bangunan dalam pertempuran dengan pasukan pemerintah yang meletus pada Selasa 23 Mei sore. Menyusul sebuah serbuan yang gagal oleh pasukan keamanan di salah satu tempat persembunyian kelompok tersebut.
 
Presiden Filipina Rodrigo Duterte memberlakukan darurat militer di Mindanao, pulau terbesar kedua di negara itu, demi mencegah penyebaran ekstremisme sesudah pemberontak Maute mengamuk seantero kota berpenduduk 200.000 jiwa.
 
Sedikitnya 21 orang telah terbunuh. Para pemimpin agama juga menuduh pemberontak memakai orang-orang Kristen, yang disandera selama pertempuran, sebagai tameng manusia.
 
"Kami menghadapi kemungkinan 30 sampai 40 yang tersisa dari kelompok teroris setempat," kata Jo-Ar Herrera, juru bicara Resimen Infantri Utama.
 
"Militer sedang melakukan operasi pembedahan yang tepat untuk mengusir mereka. Situasi sangat lancar dan gerakan dinamis karena kami menghadang manuver mereka," katanya, seperti disitir Reuters, Kamis 25 Mei 2017.
 
ISIS mengaku bertanggung jawab, pada Rabu malam, atas kelompok Maute melalui kantor berita Amaq.
 
Pertikaian sempat mereda semalam, namun kembali berkobar pada Kamis pagi ketika pasukan maju menuju jembatan strategis yang dikuasai oleh pejuang Maute.
 
Dukungan udara
 
Militer mengirim dua helikopter bersenapan mesin guna memadamkan pemberontak dan mengendalikan jembatan tersebut, satu dari tiga operasi di kota tersebut.
 
Truk dikirim demi mengevakuasi warga sipil yang tersisa. Sebanyak tujuh tentara pemerintah, 13 militan, dan satu warga sipil tewas sejak Selasa, menurut Herrera.
 
Seorang saksi Reuters melihat tentara berjongkok di balik kendaraan lapis baja dan dinding, pada Kamis siang, menembak ke arah posisi lebih tinggi yang diduduki pemberontak Maute. Asap membubung juga berkepul di cakrawala.
 
Marawi terletak di provinsi Lanao del Sur, sebuah benteng pertahanan Maute, kelompok bersenjata yang alot namun tidak dikenal, yang telah menjadi lawan yang menyulitkan militer.
 
Gerakannya menjadi sumber perhatian Duterte yang asli Mindanao. Sang Presiden memahami kerusuhan separatis, namun khawatir dengan prospek ideologi radikal ISIS yang menyebar di Filipina.
 
Ratusan warga sipil, termasuk anak-anak, berlindung di sebuah kamp militer di Marawi, Kamis. Militan Maute telah menyekap lebih dari selusin warga Kristen yang disandera dan membebaskan 107 tahanan dari dua penjara sejak Selasa.
 
Uskup dan kardinal sudah memohon kepada pemberontak Maute, yang mereka sebut memanfaatkan sandera Kristen dan seorang pendeta sebagai perisai manusia. Status para tawanan tidak diketahui.
 
Duterte mengancam tindakan keras buat mencegah ekstremis mengambil alih kendali di Mindanao dan mengatakan darurat militer akan tetap berlaku selama diperlukan untuk memulihkan ketertiban. Tidak jelas apa rencana Duterte tercapai setelah pengepungan Marawi berakhir.
 
Kelompok hak asasi manusia prihatin tentang kemungkinan penyalahgunaan oleh militer dan polisi di berbagai lokasi yang berada di bawah darurat militer. Namun Duterte bersikeras bahwa dia tidak akan membiarkan hal itu terjadi.
 
Pihak militer belum menjelaskan bagaimana serangan Selasa ke sebuah apartemen persembunyian menjadi salah sasaran dan berubah jadi perang kota.
 
Operasi tersebut bertujuan untuk menangkap Isnilon Hapilon, seorang pemimpin kelompok Abu Sayyaf yang terkenal dengan pembajakan, perbanditan, dan penculikan serta pemenggalan kepala orang-orang Barat yang disandera.
 
"Berdasarkan laporan intelijen kami, Isnilon Hapilon masih berada di kota," kata Herrera.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan