Dikutip dari AFP, angka kematian akibat virus korona nCoV kini telah melampaui korban tewas wabah Sindrom Pernapasan Akut Berat (SARS) di Tiongkok dan Hong Kong pada 2002-2003. Virus ini diyakini berasal dari sebuah pasar yang menjual beragam hewan liar di Wuhan, provinsi Hubei, pada Desember 2019.
Sejumlah peneliti Tiongkok mengatakan pada Jumat kemarin bahwa trenggiling -- spesies dilindungi yang sisiknya biasa dipakai untuk pengobatan tradisional di Tiongkok -- mungkin adalah pembawa virus tersebut.
Virus korona nCoV telah menyebar di seantero Tiongkok, yang membuat menutup rapat Wuhan dan sejumlah kota lainnya demi menekan angka penyebaran. Virus ini juga bermunculan di luar Tiongkok, dengan lebih dari 240 kasus dilaporkan muncul di puluhan negara.
Hong Kong, yang mulai memperketat pengawasannya terhadap virus korona, akan memulai proses karantina bagi semua orang asal Tiongkok pada Sabtu ini. Hong Kong memperingatkan siapapun yang melanggar aturan karantina ini akan terancam hukuman hingga enam bulan penjara.
Sementara itu, dua kapal pesiar yang mengangkut ribuan orang di Hong Kong dan Jepang telah dikarantina. Jumat kemarin, tambahan 41 orang dinyatakan terjangkit virus korona di kapal pesiar Diamond Princess di Jepang. Total orang terinfeksi di kapal tersebut mencapai 61.
Para penumpang Diamond Princess diminta tetap berada di dalam kabin untuk mencegah infeksi lebih lanjut. Mereka mengaku bingung dan frustrasi karena diminta tetap di dalam kapal hingga 19 Februari mendatang.
Satu kapal pesiar lainnya yang membawa seorang terduga pasien virus korona nCoV tidak akan diizinkan bersandar di pelabuhan Jepang bagian selatan.
Di Hong Kong, 3.600 orang diminta tetap berada dalam kapal World Dream setelah delapan penumpangnya dinyatakan positif terjangkit virus korona nCoV.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News