"Saat ini memang ada 27 warga sipil yang tewas. Jumlah ini dapat meningkat signifikan," kata juru bicara militer Filipina, Restituto Padilla.
Ia mengatakan, penyebab kematian warga sipil tersebut adalah "kekejaman yang dilakukan oleh para teroris".
"Mereka memaksa warga untuk menjarah rumah-rumah, menggunakan senjata, atau budak seks," ujarnya, seperti dikutip Reuters, Rabu 28 Juni 2017.
Pihak militer enggan membahas kemungkinan bahwa dampak sebenarnya dari pertempuran yang mengakibatkan warga sipil tewas, bisa lebih parah daripada yang sudah dilaporkan.
Hari ini, pertempuran di Marawi memasuki hari ke-36. Sudah sebulan juga Presiden Filipina Rodrigo Duterte menetapkan status darurat militer di Marawi.
Baku tembak dan pengeboman masih terlihat serta terdengar dari jantung ibu kota dan militan berpakaian hitam masih terlihat dari jauh.
Marawi, kota berpenduduk mayoritas Muslim ini terletak di Filipina Selatan, tepatnya di tepi Danau Lanao, Pulau Mindanao.
Menurut laporan, kini ada sekitar 120 militan yang bersembunyi di empat distrik di Marawi. Serangan udara dan tembakan artileri juga berlanjut setelah sempat diberlakukan gencatan senjata selama 8 jam untuk memperingati Idul Fitri.
Diketahui, para militan juga masih menahan sekitar 100 orang, termasuk seorang pastor Filipina.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id