PM Jepang Shinzo Abe bubarkan parlemen untuk lakukan percepatan pemilu (Foto: AFP).
PM Jepang Shinzo Abe bubarkan parlemen untuk lakukan percepatan pemilu (Foto: AFP).

Hadapi Tantangan Gubernur Tokyo, PM Jepang Percepat Pemilu

Arpan Rahman • 28 September 2017 18:39
medcom.id, Tokyo: Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe secara resmi membubarkan parlemen, pada Kamis 28 September. Ia secara efektif memulai sebuah kampanye pemilihan nasional di mana dia menghadapi tantangan tak terduga dari gubernur Tokyo yang populer.
 
Anggota majelis rendah mengangkat kedua lengan mereka dan berteriak "Banzai" tiga kali -- setara dengan "Ayo" tiga kali. Teriakan itu menyusul ketua mereka membacakan sepucuk surat dari Abe yang secara resmi membubarkan majelis tersebut.
 
Para pemilih di ekonomi terbesar ketiga di dunia diperkirakan akan mengikuti pemilu pada 22 Oktober. Saat Abe mencari mandat baru yang populer untuk sikap kerasnya terhadap Korea Utara (Korut) dan sebuah rencana pajak baru.
 
"Pertarungan yang sulit dimulai hari ini," kata Abe kepada wartawan, sambil mengepalkan tinjunya.
 
"Ini adalah pemilihan tentang bagaimana melindungi nyawa manusia," kata perdana menteri. 
"Kita harus bekerja sama dengan masyarakat internasional karena kita menghadapi ancaman dari Korut," cetusnya seperti dikutip Gulf News, Kamis 28 September 2017.
 
Abe meminta dukungan publik untuk "diplomasi keras"-nya atas Korut. Pihak seteru yang telah mengancam akan "menenggelamkan" Jepang ke laut dan menembakkan rudal ke pulau utara Hokkaido dua kali dalam waktu sebulan.
 
"Kita perlu memperjuangkan masa depan anak-anak kita," tegasnya.
 
Partai Harapan
 
Abe mengejutkan Jepang, pada Senin, dengan sebuah seruan mengejutkan agar pemilu dipercepat. Ia berupaya memanfaatkan oposisi yang lemah dan dorongan dalam pemilu, tatkala para pemilih menyambut kebijakan tajamnya soal Korut.
 
Namun Gubernur Tokyo Yuriko Koike telah meningkatkan suhu politik Jepang dalam beberapa hari ini. Seraya mencuri perhatian Abe dengan "Party of Hope" yang baru diluncurkan, yang berusaha mengguncang lanskap politik Negeri Matahari Terbit yang redup.
 
Partai baru Koike, yang secara resmi diluncurkan pada Rabu, telah menarik masuknya anggota parlemen dari berbagai latar belakang ideologis dan dapat menyatukan oposisi terhadap Abe. Memberi pemilih Jepang dengan alternatif yang dapat dipercaya ketimbang perdana menteri.
 
Saat ini, meskipun Koike memimpin partai tersebut, dia tidak mencalonkan diri di parlemen, lebih memilih berkonsentrasi pada pemerintahan kota terpadat di dunia menjelang Olimpiade 2020.
 
Tapi pakar mengatakan, mantan presenter TV yang karismatik, berusia 65 tahun, belum bisa bertarung dengan taruhan tinggi jika dia pikir bisa membelokkan kritik. Pasalnya, dia telah membolos dari pekerjaannya saat ini setelah hanya satu tahun memangku jabatan.
 
"Partai tersebut dapat memperoleh beberapa kursi di daerah Tokyo, namun risikonya adalah pemilih mungkin merasa dikhianati saat mereka memilihnya sebagai gubernur Tokyo dan sekarang dia malah mengurus politik nasional," tanggap Kensuke Takayasu, profesor ilmu politik di Seikei University, kepada AFP.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan