Berhasilnya pembebasan ABK WNI ini melibatkan banyak pihak, bahkan sampai melibatkan MNLF atau Front Pembebasan Nasional Moro.
"Jadi pembebasan ini memanfaatkan jasa baik MLNF, tapi temam-teman tahu antara Nur Misuari (pemimpin MNLF) dengan Al Habsi Misaya (kelompok Abu Sayyaf), ini ada persoalan masalah internal," jelas Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri, Lalu Muhamad Iqbal, di Jakarta, Selasa (13/12/2016).
Iqbal menambahkan, dalam upaya membebaskan ABK WNI, Misuari mengontak langsung Misaya. Ia diduga sebagai salah satu pemimpin kelompok Abu Sayyaf.
MNLF adalah kelompok yang dulunya sempat memperjuangkan kemerdekaan wilayah Filipina Selatan dari pemerintah Filipina. Kelompok ini didirikan politikus muslim garis keras Filipina, Nur Misuari.
Iqbal menuturkan, Misuari berperan banyak dalam upaya pembebasan. Melalui bantuan pria tersebut, ketujuh WNI yang disandera Abu Sayyaf bebas tak kurang suatu apapun.
Dalam upayanya, Misuari melakukan dengan tim pemerintah di lapangan juga bersama tim MNLF. Ia juga melakukan komunikasi dengan beberapa channel, seperti berkomunikasi dengan keluarga penyandera.
Ketika ditanya apakah upaya Misuari tersebut akan menuai protes dari Filipina, Iqbal menuturkan bahwa yang mempunyai akses untuk masuk ke dalam wilayah penyandera hanyalah MNLF.
"Faktanya, yang punya akses MNLF. Protes tidak ada, tapi tata krama diplomasi tetap dihormati. Itulah yang ingin kita lakukan dalam upaya ini," pungkas Iqbal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News