"Apa yang kita hadapi sekarang adalah hasil dari aksi mereka membunuh warga sendiri di Malaysia, di tanah Malaysia, menggunakan senjata kimia terlarang," kata Najib, seperti dikutip Bernama, Kamis 9 Maret 2017.
Tudingan ini dilontarkan di tengah hubungan kedua negara yang memanas akibat kasus pembunuhan kakak tiri pemimpin Korut, Kim Jong-un tersebut.
Seorang pejabat bidang media dari kantor Perdana Menteri membenarkan komentar Najib tersebut ketika dikonfirmasi
Sedangkan, Korut selama ini terus membantah keterlibatannya di balik kasus pembunuhan ini.
Masalah terbaru yang muncul terkait kasus pembunuhan misterius ini adalah Korut melarang warga Malaysia yang ada di wilayahnya untuk pergi ke luar negeri. Malaysia lalu melakukan hal yang sama bagi warga Korut yang ada di Kuala Lumpur.
Disinyalir, komentar Najib ini bisa memperumit upaya untuk menyelamatkan 11 warga Malaysia yang tertahan di Korut.
Meski masih ada hubungan diplomatik, PM Najib menegaskan seluruh staf kedubes Korut di Malaysia masih dilarang bepergian.
Selasa 7 Maret, PM Najib mengecam keras larangan Pyongyang dengan menyebutnya sebagai "langkah keji, yang membuat warga kami sebagai sandera, dan itu merupakan pelanggaran hukum internasional dan norma diplomatik."
Pyongyang dan Kuala Lumpur memiliki hubungan kuat selama bertahun-tahun, tapi kedekatan itu memburuk setelah kasus Kim Jong-nam. Malaysia menyebut seorang pria Korut atas nama paspor Kim Chol tewas akibat racun syaraf VX yang dipaparkan dua perempuan -- Siti Aisyah asal Indonesia dan Doan Thi Huong dari Vietnam.
Korut menyatakan Kim Jong-nam bukan meninggal dunia karena racun, tapi serangan jantung. Delegasi Korut sempat datang ke Malaysia untuk mengambil jenazah, tapi ditolak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News