Namun, saat ini tantangan yang dihadapi Indonesia justru penggunaan isu SARA dalam penerapan demokrasi.
"Saya rasa ancaman SARA ini perlu diwaspadai, terlebih dengan perkembangan media sosial yang pesat. Bermunculan berita-berita bohong yang menunggangi SARA, yang harus segera ditutup sumbernya oleh pemerintah," ucap Duta Besar Inggris untuk Indonesia Moazzam Malik, di Jakarta, Selasa 18 September 2018.
Menurut Moazzam, baik pemerintah, masyarakat dan media memiliki peranan penting dalam tercapainya demokrasi tersebut. Hak seluruh warga negara, baik itu mayoritas mau pun minoritas, harus dipenuhi.
"Jadi hak minoritas itu menjadi salah saru cara untuk menghitung kemajuan sebuah masyarakat, terag Dubes Inggris pertama yang beragama Islam tersebut.
Dia memang tidak menyoroti secara spesifik ancaman SARA yang dimaksud, namun Moazzam menilai keragaman yang menjadikan Indonesia indah. Keragaman inilah yang hendak ditiru Inggris.
"Banyak yang perlu kita (Inggris) pelajari dari Indonesia," ungkapnya.
Meski demikian, Moazzam menambahkan bahwa pemerintah dan masyarakat bisa melawan isu SARA lewat sosial media. Baginya, sosial media juga bisa menjadi mediasi untuk berdemokrasi tanpa harus menggunakan SARA.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News