Dubes Galuzin di saat jumpa pers di kediamannya di Jakarta Selatan, Kamis, (28/1/2016).. (Foto: MTVN/Nabila Gita)
Dubes Galuzin di saat jumpa pers di kediamannya di Jakarta Selatan, Kamis, (28/1/2016).. (Foto: MTVN/Nabila Gita)

Dubes Galuzin: Barat Khawatir dengan Strategi Keamanan Rusia

Willy Haryono • 28 Januari 2016 17:27
medcom.id, Jakarta: Pada 31 Desember 2015, Presiden Rusia Vladimir Putin menyetujui konsep baru dari Strategi Keamanan Nasional Federasi Rusia. Strategi ini dapat dilihat di situs resmi Dewan Keamanan milik Rusia.
 
Dokumen ini menggantikan versi 2009, yang ketika itu ditandatangani Presiden Dmitry Medvedev, yang kini menjabat Perdana Menteri.
 
Menurut Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Mikhael Galuzin, negara-negara Barat khawatir dengan strategi keamanan terbaru Negeri Beruang Merah. 

Versi terbaru dari strategi ini menyebutkan Rusia telah berhasil meningkatkan perannya dalam mengatasi serangkaian masalah global dan konflik internasional. Peningkatan peran ini disebut Rusia telah memicu reaksi negara Barat. 
 
Salah satu hal yang memicu ketegangan Rusia dengan negara Barat adalah aneksasi atau pencaplokan Krimea dari Ukraina pada 2014. Aneksasi ini memicu kecaman dari Amerika Serikat (AS) dan beberapa negara lain serta organisasi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).
 
"Jika mereka membaca kegiatan yang dilakukan strategi keamanan kami dengan benar dan seksama, mereka akan melihat bukan hanya NATO yang merasa benar atas strategi keamanannya," ucap Dubes Galuzin di saat jumpa pers di kediamannya di Jakarta Selatan, Kamis, (28/1/2016).
 
Hubungan Rusia dan negara Barat mencapai titik terendah setelah pasukan Rusia menganeksasi Krimea dari Ukraina pada Maret 2014. Aneksasi terjadi setelah unjuk rasa di Ukraina yang memaksa presiden saat itu melarikan diri ke Rusia.
 
Sejak saat itu, Barat menuding Rusia membantu pemberontak di wilayah timur Ukraina. Moskow membantahnya. 
 
AS dan Uni Eropa menjatuhkan serangkaian sanksi terhadap Rusia atas aneksasi Krimea. Moskow membalas dengan melarang impor makanan dan barang lainnya dari Uni Eropa. (Nabila Gita)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan