Juru bicara militer Filipina Letnan Kolonel Gerry Besana mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa ledakan pertama terjadi di dalam sebuah gereja Katolik di Jolo pada Minggu pagi saat misa berlangsung. Bom kedua meledak saat pasukan keamanan merespons ledakan pertama.
Lima prajurit dan dua warga sipil tewas dalam dua ledakan, sementara 35 lainnya mengalami luka-luka.
"Motif ledakan sudah pasti terorisme. Orang-orang ini tidak menginginkan perdamaian. Sangat sedih peristiwa ini terjadi saat undang-undang Bangsamoro diratifikasi," sebut Besana.
Jolo terletak di wilayah Bangsamoro yang mayoritas penduduknya Muslim. Rencananya, Bangsamoro ini akan dijadikan wilayah otonom, setelah referendum pekan lalu memperlihatkan dukungan kuat mayoritas warga Filipina selatan.
Pulau di Filipina selatan juga merupakan basis dari kelompok militan Abu Sayyaf, yang selama ini bertanggung jawab di balik serangkaian serangan teror di Filipina.
Pekan kemarin, ribuan warga Filipina selatan menyetujui pembentukan wilayah otonom. Diharapkan wilayah otonom akan menciptakan perdamaian dan pembangunan di Filipina selatan, yang selama bertahun-tahun dilanda kemiskinan dan gelombang kekerasan.
Provinsi Sulu -- yang meliputi Jolo -- menolak pembentukan wilayah otonom. Gubernur Sulu mempertanyakan akan menjadi seperti apa nantinya hukum di wilayah otonom itu.
Meski ada penentangan dari Sulu, provinsi itu akan tetap dilibatkan dalam entitas baru politik wilayah otonom di Bangsamoro.
Baca: Muslim Filipina Ikuti Referendum Wilayah Otonomi Bangsamoro
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
