Hakim Robert Owen mengatakan dalam laporan bahwa dirinya yakin Litvinenko diberi teh dengan racun polonium-210. Kejadian itu berlangsung di sebuah hotel di London, Inggris, pada November 2006.
Duta Besar Rusia untuk Indonesia Mikhail Galuzin menilai tuduhan itu adalah propaganda negara-negara Barat. Galuzin menyebut kematian Litvinenko telah dipolitisasi sebagai upaya memojokkan Rusia, yang menentang hegemoni Amerika Serikat (AS) sebagai pemimpin dunia.
"Mereka (Amerika), sedang melakukan serangan propaganda terhadap Rusia dan intensitasnya semakin meningkat belakangan ini," ujar Galuzin saat jumpa pers di kediamannya, Jakarta Selatan, Kamis, (28/01/2016).
"Tuduhan mengenai Litvinenko merupakan contoh nyata. Tuduhan itu adalah bagian dari propaganda yang lebih besar terhadap Rusia," jelas dia.
Propaganda yang dilakukan Barat, kata Galuzin, semakin kencang dilakukan setelah peristiwa di Ukraina pada awal 2014, dan hingga kini tuduhan demi tuduhan. Galuzin menegaskan serangan ini dilayangkan untuk menggoyang perekonomian Rusia.
Tidak hanya tuduhan menyetujui pembunuhan Litvinenko, belum lama ini juga muncul berita bahwa Putin adalah "wajah dari korupsi." Ucapan kontroversial itu dilontarkan salah satu petinggi Kementerian Keuangan AS.
"Mereka membuat tekanan terhadap Rusia dengan cara melayangkan propaganda agar mengguncang perekonomian Rusia," ucap Galuzin. (Nabila Gita)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News