Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan (BBPK) Kementerian Luar Negeri, Duta Besar Salman Al Farisi di Kemenlu, Jakarta, 25 Januari 2016. (Foto: MTVN/Nabila Gita)
Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan (BBPK) Kementerian Luar Negeri, Duta Besar Salman Al Farisi di Kemenlu, Jakarta, 25 Januari 2016. (Foto: MTVN/Nabila Gita)

Indonesia dan Afrika Miliki Kesamaan dalam Masalah Terorisme

Willy Haryono • 25 Januari 2016 15:14
medcom.id, Jakarta: Terorisme dapat dibilang sebagai isu terhangat saat ini di seluruh dunia, termasuk di Indonesia, setelah terjadinya serangan teror di kawasan Sarinah, Jakarta, pada awal 2016. 
 
Kelompok militan Islamic State (ISIS) mengklaim berada di balik serangan itu, setelah sebelumnya juga berada di balik teror di Paris yang menewaskan 130 orang pada 2015. 
 
Tidak hanya Indonesia dan Prancis, beberapa negara di benua Afrika juga mengalami hal sama. Aksi teror dari grup militan hampir terjadi tiap pekan. Salah satu grup ekstremis ternama di Afrika, Boko Haram, juga sudah mendeklarasikan kesetiaan kepada ISIS. Hal ini tentu mempersulit usaha otoritas Afrika dalam melawan terorisme. 

Menurut Pejabat Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan (BBPK) Kementerian Luar Negeri, Duta Besar Salman Al Farisi, terorisme merupakan masalah bersama yang harus diselesaikan Indonesia dan Afrika.
 
“Masalah ini akan kita selesaikan bersama dan hal itu juga sebenarnya mencerminkan kedua negara yang terkoneksi, sayangnya koneksinya dalam hal yang buruk,” ujar Dubes Salman saat diwawancara di Gedung Nusantara, Kemenlu, Jakarta (25/01/2016).
 
Dubes Salman mengatakan Indonesia dan Afrika memiliki kemitraan dekat. Untuk itu, Kemenlu sengaja menggelar Foreign Policy Lecture bartajuk "Africa Rising: Putting Indonesia Into the Equation" pada hari ini. Acara diselenggarakan Kemenlu sebagai wadah bertukar pikiran bagi para pemangku kepentingan terkait termasuk para pakar akademisi untuk merumuskan rekomendasi kebijakan luar negeri Indonesia.
 
"Indonesia dan Afrika selalu terikat oleh semangat persaudaraan yang abadi, mari kita ubah semangat tersebut menjadi kemitraan konkret dengan manfaat yang nyata bagi masyarakat Tanah Air dan Afrika. Foreign Policy Lecture ini dapat menjadi ajang untuk merumuskan bagaimana kemitraan yang konkret tersebut dapat diwujudkan," kata Dubes Salman. 
 
Acara ini menghadirkan narasumber utama Dr. Greg Mills selaku Direktur Brenthurst Foundation dari Afrika Selatan. Selain merupakan pakar Afrika yang diakui secara internasional, Mills juga seorang penulis buku best seller yang tulisannya kerap menghiasi media international. Acara ini turut mengemukakan potensi pengembangan kerja sama dengan Afrika serta upaya yang perlu Indonesia tempuh untuk merealisasikannya. (Nabila Gita)

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan