Merespons keinginan presiden, Kementerian Luar Negeri mendorong para pengusaha muda Indonesia untuk menaruh investasinya di Afrika. Hal ini disampaikan Staf Khusus Kementerian Luar Negeri untuk isu-isu strategis, Djauhari Oratmangun, dan Direktur Afrika Kemenlu Daniel Tumpal Simanjuntak dalam kegiatan PR and Diplomacy Indonesia in Africa.
"Afrika merupakan pasar potensial untuk peningkatan ekspor produk-produk Indonesia, dan investasi dilakukan melalui penetrasi pasar diplomasi ekonomi Indonesia," ujar Djauhari, di Jakarta, Selasa 3 Oktober 2017.
Djauhari menuturkan, upaya diplomasi ekonomi sudah dilakukan beberapa kali oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. "Afrika merupakan benua masa depan dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, tenaga kerja melimpah dan daya beli kuat," imbuhnya.
Salah satu potensi Afrika adalah jumlah penduduk yang 54 persen di antaranya berusia di bawah 30 tahun. Oleh karena itu, Kemenlu ingin mengajak generasi milenial berinvestasi di Afrika, khususnya kawasan sub-sahara, karena dianggap sebagai benua masa depan.
"Kenapa Afrika? Karena mereka benua masa depan. Di Afrika banyak sekali potensi yang bisa digali," seru Tumpal.

Daniel Tumpal Simanjuntak. (Foto: Metrotvnews.com)
Namun, Kemenlu seakan tahu apa yang menjadi kekhawatiran para pengusaha. Persepsi sebagian masyarakat Indonesia terhadap Afrika masih keliru. Afrika masih dipandang sebagai benua yang erat dengan kemiskinan, kejahatan dan hal buruk lainnya.
Menjawab kekhawatiran itu, Kemenlu ingin mengajak anak-anak muda Indonesia mengenal Afrika dari sisi kemajuan mereka. Tumpal, kepada Metrotvnews.com, akan mengundang para blogger, vlogger dan pegiat media sosial di Indonesia untuk ikut membantu mempromosikan Afrika agar banyak perusahaan Indonesia yang menaruh investasi di sana.
"Saat berinvestasi, kita tidak hanya mencari untung ke dalam, namun juga keuntungan jangka panjang, bahkan terus. Inilah salah satu strategi kita melakukan diplomasi ekonomi ke Afrika," katanya.
Kemenlu, ujar Tumpal, akan membantu mencarikan mitra dengan pengusaha muda di Afrika. "Cari rekan di Afrika, doing something in digital economy, seperti Gojek atau Traveloka, nanti Kemenlu membantu mencari mitra anak muda di sana," imbuhnya.
Indonesia merupakan negara keempat terbesar di bidang perdagangan dengan Afrika. Total nilai perdagangan Indonesia denga Afrika Sub-Sahara mencapai USD5,86 miliar.
Sementara itu, Indonesia juga mengimpor minyak bumi dari Nigeria dan Angola, masing-masing senilai USD1,2 miliar dan USD639 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News