medcom.id, Jakarta: Indonesia mengincar Afrika sebagai potensi pasar ekonomi. Angola menjadi salah satu negara yang disasar untuk kerja sama tersebut.
Menteri Luar Negeri RI Retno L.P Marsudi melakukan pertemuan dengan Menlu Angola Georges Rebelo Chicoti, untuk membahas berbagai kerja sama antara kedua negara di Gedung Pancasila, Kemenlu RI Selasa 11 April.
Angka perdagangan antara Indonesia dengan Angola pada 2011 hingga 2015 mengalami peningkatan. Namun pada 2016, angka tersebut menurun.
"Hal ini dapat dipahami karena rendahnya harga komoditi minyak yang merupakan salah satu komoditi di dalam perdagangan kita (kedua negara). Indonesia mengusulkan upaya untuk meningkatkan perdagangan," tutur Menlu Retno usai pertemuan Menlu Chicoti.
"Salah satu upaya yang diusulkan oleh Indonesia adalah membentuk prefential trade agreement. Dan ini ditangkapi secara positif oleh Menteri Luar Negeri Angola," imbuh Menlu Retno.
Isu kedua yang disampaikan dalam konteks kerja sama ekonomi adalah dibidang ekonomi. Pertama, sudah ada kerja sama antara Pertamina dengan perusahaan migas negara Angola, Sonangol. Tetapi ini perlu diperbaharui dan pemerintah menyatakan kesiapannya untuk memperbaharui kerja sama itu.
Kemudian, ada kerja sama pembangunan kapasitas di bidang gas alam cair antara pada PT. Badak NGL dengan Angola LNG yang sudah berakhir dan pemerintah siap untuk memperbaharui kerja sama tersebut. Usulan ini juga disambut positif oleh Menlu Chicoti.
"Kita juga sepakat meningkatkan kerja sama teknis terutama di bidang pertanian, maritim dan konferensi internasional," sebut mantan Dubes RI untuk Belanda itu.
Sementara Menlu Chicoti melihat adanya kesempatan besar dari kedua negara untuk melakukan kerja sama. Hal ini dilihat dari beberapa kesepakatan yang sudah ditandatangani oleh kedua menlu.
"Selama kunjungan ini, saya sendiri bersama delegasi memiliki kesepakatan untuk mendengar informasi mengenai kemungkinan produk yang bisa diperdagangkan antara kedua negara. Kami akan memenuhi perjanjian yang disepakati," pungkas Menlu Chicoti.
Tiga kesepakatan penting
Pertemuan antara Menlu Retno dan Menlu Chicoti menghasilkan tiga kesepakatan. Kesepakataan tersebut antara lain:
1. Persetujuan pembebasan visa bagai pemegang paspor diplomatik dan dinas.
Tujuan kesepakatan ini memberikan bebas visa bagi pejabat pemerintah pemegang paspor diplomatik atau dinas selama 30 hari. Kesepakatan ini bermanfaat untuk mendorong frekuensi saling kunjung pejabat pemerintah kedua negara dalam rangka peningkatan kerja sama bilateral.
2. Persetujuan umum kerja sama ekonomi, ilmiah teknik dan kebudayaan.
Kesepakatan ini bisa membangun dan memajukan kerja sama dalam bidang ekonomi, ilmiah, teknik dan kebudayaan serta upaya saling dukung dengan prinsip kesetaraan dan meraih keuntungan timbal balik.
Terdapat sembilan sektor kerja sama yaitu: energi dan air, ilmu pengetahuan dan teknologi, pertanian, minyak, gas dan mineral, perdagangan dan investasi, budaya dan pariwisata, kesehatan dan pendidikan, usaha kecil dan menengah.
Kesepakatan ini mengutamakan pertukaran informasi, pertukaran tenaga ahli dan melaksanakan dokumentasi.
3. MoU antara Kementerian Luar Negeri RI dan Kementerian Hubungan Eksternal Repulik Angola tentang Konsultasi Politik.
Melalui kesepakatan tersebut dapat membentuk dan mengatur konsultasi politik kedua negara. Adapun kesepakatan ini dapat memperkuat dan memperdalam kerja sama bilateral, isu-isu kawasan, isu global dan isu lain yang menjadi kepentingan bersama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News