Lewat tambahan kematian terbaru, dilansir dari AFP, angka korban tewas akibat korona di Tiongkok mencapai 2.663. Komisi Kesehatan Nasional Tiongkok juga melaporkan adanya tambahan 508 kasus infeksi.
Sejumlah provinsi di Tiongkok telah melaporkan nol kasus dalam beberapa hari terakhir, yang mengindikasikan keberhasilan dari upaya pengendalian wabah di Negeri Tirai Bambu. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, wabah korona di Tiongkok memang telah melewati puncaknya.
Menurut keterangan Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, puncak wabah korona di Tiongkok terjadi antara 23 Januari dan 2 Februari. Mulai 3 Februari hingga saat ini, jumlah kematian dan kasusnya perlahan-lahan menurun.
Meski mengalami tren penurunan, Tiongkok masih terus berjuang melawan wabah korona. Salah satu langkah terbaru Beijing adalah menunda rapat tahunan parlemen -- kali pertama sejak Revolusi Budaya di era 1960-an.
WHO kini khawatir terhadap angka kematian dan kasus korona di luar Tiongkok. Pakar WHO Bruce Aykward memperingatkan bahwa jumlah kasus korona di sejumlah negara "meningkat pesat."
Virus korona COVID-19 terus menyebar ke berbagai negara, sejak pertama kali terdeteksi di provinsi Hubei, Tiongkok, pada Desember 2019. Afghanistan, Bahrain, Irak, Kuwait, dan Oman telah mengumumkan kasus perdana mereka pada Senin kemarin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News