"Kesehatan tuan Lee Kuan Yew memburuk karena infeksi. Dia mengonsumsi berbagai antibiotik. Tim dokter memantau kondisinya secara seksama," ucap pernyataan kantor PM Singapura Lee Hsieng Loong, seperti dikutip AFP, Selasa (17/3/2015).
Lewat sebuah pernyataan pada 21 Februari, pemerintah menyebut Lee berada dalam kondisi stabil, namun membutuhkan "ventilasi mekanik" untuk dapat tetap bernapas.
Lee Kuan Yew dikenal lewat sepak terjangnya mengubah Singapura menjadi kekuatan ekonomi terkuat di Asia dalam kurun waktu tiga dekade.
Ia menjabat sebagai PM dari 1959, saat Singapura memperoleh hak berkuasa dari koloni Inggris. Lee mundur di tahun 1990 dan menyerahkan kekuasaan ke wakilnya, Goh Chok Tong. Selang 14 tahun, kekuasaan diberikan ke anak Lee, Lee Hsien Loong.
Partai Aksi Warga, yang didirikan Lee Kuan yew, kembali berjaya di setiap pemilihan umum sejak 1959. Saat ini, partai tersebut mempunyai 80 dari 87 kursi di parlemen Singapura.
Dalam sebuah buku yang diterbitkan pada 2013, Lee Kuan Yew merasakan tubuhnya kian lemah dari hari ke hari dan menginginkan kematian cepat.
Sang pemimpin agung itu perlahan meredup sejak istrinya, Kwa Geok Choo, meninggal dunia di tahun 2010.
Lulusan Universitas Cambridge itu dicintai sebagian besar masyarakat Singapura. Dukungan moral terhadap kondisi Lee Kuan Yew terus bermunculan di media sosial Singapura.
Pada 25 Februari, pemerintah dan media lokal Singapura berusaha keras menangkal rumor yang menyebut Lee Kuan Yew telah tiada.
"Keluarga saya dan saya sendiri merasa tersentuh oleh pesan warga Singapura terhadap ayah saya," tulis Lee Hsieng Loong di akun Facebook pada 13 Maret.
Beberapa warga mengirimkan lukisan dan kartu dukungan untuk Lee Kuan Yew. "Kami telah menyusun kartu-kartu itu di kantornya, untuk menyambutnya saat dia sudah membaik," tutur Lee Hsien Loong.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News