medcom.id, Jenewa: Nuansa berbeda dan unik mewarnai kemeriahan perayaan Pesta Rakyat HUT ke-72 RI di Jenewa, Swiss.
Lebih dari 200 WNI dan diaspora Indonesia serta masyarakat Swiss di Jenewa dan sekitarnya terlihat sangat antusias memainkan berbagai permainan tradisional yang dulu kerapkali dimainkan di masa kecil, seperti galah asin, balap karung, congklak, layang-layang, dan lomba bakiak.
"Konsep Pesta Rakyat di Jenewa kali ini memang dikemas berbeda. Kami tidak hanya sekedar menghadirkan kembali kenangan akan permainan tradisional masa kecil, tetapi juga berupaya melestarikan ragam budaya permainan tradisional dari berbagai daerah di Indonesia," jelas Dubes Hasan Kleib, Wakil Tetap RI (Watapri) untuk PBB, WTO, dan Organisasi Internasional Lainnya di Jenewa, 20 Agustus 2017.
Dubes Hasan juga menambahkan bahwa permainan tradisional merupakan salah satu warisan budaya takbenda yang oleh UNESCO didorong untuk terus dipromosikan dan dilestarikan karena mencerminkan identitas sosial dan budaya suatu bangsa.
"Untuk itu, kami berupaya mengenalkan beragam permainan tradisional kepada anak-anak dan generasi muda Indonesia yang lahir, tumbuh dan besar di Swiss, agar warisan budaya Indonesia tetap terjaga kelestariannya. Hal ini mengingat permainan tradisional masa kecil tersebut kini semakin langka dimainkan oleh anak-anak," imbuh Dubes Hasan, dalam keterangan tertulis PTRI Jenewa, yang diterima Metrotvnews.com, Selasa 22 Agustus 2017.
Selain berbagai permainan khas dan pertunjukan musik, semarak acara Pesta Rakyat yang diselenggarakan di Wisma Watapri, La Capite, Jenewa, juga dimeriahkan dengan kegiatan bazaar makanan dan produk Indonesia. Berbagai masakan dan jajanan Indonesia, seperti pempek, mie ayam, siomay, sate, dan kue-kue tradisional, yang dijajakan oleh kalangan masyarakat menjadi favorit para pengunjung. Acara turut diwarnai dengan berbagai door prize yang khusus disediakan hanya untuk kalangan masyarakat.
"Kegiatan Pesta Rakyat tahun ini sangat istimewa. Kami, masyarakat Indonesia di Jenewa dan sekitarnya, tidak hanya dapat berkumpul dan merayakan HUT RI bersama-sama, tapi juga menggugah kenangan dan kecintaan terhadap ragam kuliner serta budaya permainan tradisional tempo dulu," demikian disampaikan oleh Joko Wiyono, Ketua Joglo Semar, salah satu asosiasi masyarakat Indonesia di Jenewa.
Dalam kegiatan Pesta Rakyat di Jenewa kali ini, PTRI Jenewa juga memfasilitasi kegiatan Warung Konsuler yang dilaksanakan oleh Kedutaan Besar RI di Bern, Swiss. Dalam hal ini, WNI yang tinggal di Jenewa dan sekitarnya tidak hanya dapat merayakan kemeriahan HUT RI, tapi juga berkesempatan memperoleh layanan konsuler, seperti perpanjangan dan pembuatan paspor serta lapor diri.
"Tema ′Kerja Bersama′ pada HUT RI ini benar-benar mencerminkan pelaksanaan kegiatan Pesta Rakyat yang inklusif dan bermanfaat. Berbagai kelompok masyarakat di Jenewa bekerja sama dengan PTRI Jenewa untuk menghadirkan kegiatan yang tidak hanya memiliki aspek hiburan dan ekonomi, tapi juga menumbuhkan nilai-nilai kebangsaan," jelas Cessy Karina, Ketua Asosiasi Indonesia Jenewa
Pesta meriah di Swedia
Pesta rakyat juga turut dilakukan di Stockholm, Swedia. Meskipun pagi hari sempat diguyur air hujan, tepat jam 11.00 siang Pesta Rakyat dibuka secara resmi oleh Dubes RI untuk Swedia dan Latvia, Bagas Hapsoro pada Sabtu 19 Agustus.
"Pesta Rakyat ini dilakukan sebagai puncak peringatan acara ulang tahun ke-72 Kemerdekaan Republik Indonesia," ujar Dubes Bagas Hapsoro di Wisma Indonesia.

Pesta rakyat di Swedia (Foto: Dok.KBRI Stockhom).

Pesta rakyat di Swedia (Foto: Dok.KBRI Stockhom).
Acara yang dilakukan setiap tahun ini, dihadiri dari berbagai kalangan. Tidak hanya masyarakat Indonesia yang berdomisili di Swedia dan sekitarnya, namun juga para penduduk asing yang tinggal di Swedia dan sekitarnya turut hadir dan memeriahkan acara: Pesta Rakyat 2017.
"Acara Pesta Rakyat merupakan ajang silaturahmi bagi masyarakat Indonesia, sekaligus acara untuk mempererat hubungan Indonesia-Swedia termasuk hubungan kedua masyarakatnya. Acara ini sendiri merupakan sarana untuk semakin memantapkan promosi Indonesia di Swedia baik budaya, kuliner dan produk Indonesia," tutur Dubes Bagas.
Promosi kuliner masih menjadi daya tarik yang ditampilkan dalam acara pesta rakyat tahun ini. Acara yang dimulai dari jam 11 pagi hingga jam 5 sore ini cukup mendapatkan perhatian besar dari para pengunjung.
Enam belas peserta bazar berbagai stand makanan dengan segala kreatifitasnya berupaya untuk menyuguhkan dan menawarkan hidangan khas bagi para pecinta makanan Indonesia yang ada di Swedia. Dari makanan Padang, hingga jajan pasar cukup banyak diminati oleh pengunjung dan hal itu terbukti dari panjangnya antrean yang terlihat.
Setelah pembukaan, acara diteruskan dengan aubade lagu-lagu daerah oleh Vocal Group PPI, Dharma Wanita Persatuan. Tidak kalah menariknya adalah penampilan Trio dadakan yang berjudul ”Trio Satu Rasa”.
Anak-anak dan dewasa diberi kesempatan untuk ikut lomba. Untuk anak-anak adalah Lomba makan kerupuk dan memasukkan pensil dalam botol. Untuk dewasa: Lomba joget balon dan memasukkan pensil dalam botol.

Anak-anak ikut lomba makan krupuk (Foto: Dok. KBRI Stockhom).
Selama acara berlangsung, secara paralel juga dipertunjukkan aneka makanan. Jajanan pasar yang terdiri dari aneka gorengan dan empek-empek, martabak mie, crispy cheese cilok, lontong dan lauk, nasi rendang, peyek dan rujuak buah, pepes ikan an dan ayam.
Turut memeriahkan acara adalah kesenian tradisional Indonesia yang dipersembahkan oleh Diaspora Indonesia dari Uppsala dan Gothenborg, Kelompok Ukulele dari masyarakat senior Indonesia, sajian musik Petra Sihombing Jakarta dan band dari komunitas Indonesia dan Filipina. Petra Sihombing sempat berduet deng ban penyanyi kondang Euis Dahliah yang telah lama menetap di Swedia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News