medcom.id, Jakarta: Ricuh kudeta militer di Turki yang baru saja terjadi juga mengundang perhatian negara-negara lain, tak terkecuali Indonesia.
Kementerian Luar Negeri RI pun sempat mengimbau para WNI di Turki, terutama Istanbul dan Ankara untuk berhati-hati.
"Sebenarnya sejak 2012, militer Turki tak lagi punya andil di Pemerintah Turki," ujar pengamat militer dan politik Turki, Dr. M. Alfan Alfian pada diskusi mengenai kudeta militer Turki, di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Sabtu (16/7/2016).
"Namun, bukan berarti militer di Turki tidak penting. Mereka tetap menjadi faktor penting di Turki," lanjutnya.
Sebelumnya, kata dia, kudeta sudah pernah terjadi di Turki, yaitu tahun 1960, 1971, 1980 dan 1997.
"Pada 2006, Presiden Recep Tayyip Erdogan menyerang balik militer dan menangkap perwira militer yang aktif maupun pensiun untuk diadili terkait kudeta," ungkapnya lagi.
Ia menganalisa bahwa kudeta militer Turki yang baru saja terjadi mempunyai kemiripan dengan kudeta pada tahun 1960 dan 1980.
"Sekelompok faksi internal di dalam tubuh militer melakukan eksperimen kudeta dan membawa senjata dengan turun ke jalan-jalan," tambah Alfan.
Pada 1960 dan 1980 terjadi pula kudeta militer dan menunjukkan kepada rakyat Turki sendiri, namun saat itu tak ada perlawanan dari rakyat Turki.
"Di sini lah sepertinya terjadi transformasi militer dan tentu oposisi tak mendukung kudeta ini," pungkasnya.
Kudeta yang terjadi pada Jumat 15 Juli malam akhirnya berhasil digagalkan oleh pihak keamanan Turki. 42 orang dilaporkan tewas dalam kejadian ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id