Ilustrasi kemarau panjang oleh Medcom.id
Ilustrasi kemarau panjang oleh Medcom.id

Warga Miskin Bangladesh Tanggung Beban Perubahan Iklim

Medcom • 20 September 2019 16:07
Dhaka: Warga miskin Bangladesh di pedesaan membelanjakan uang jauh lebih banyak dari pemerintah dan lembaga bantuan untuk memerangi dampak perubahan iklim. Mereka mengalihkan sedikit uang yang miliki dari kebutuhan pokok.
 
Bangladesh –,negara berpenduduk padat dan miskin dengan populasi 168 juta orang,– adalah negara yang paling rentan terhadap pemanasan global. Kenaikan permukaan laut yang mengancam desa-desa yang berada di pesisir.
 
Sebuah studi yang membandingkan pengeluaran rumah tangga dengan pembiayaan publik mengatakan keluarga di pedesaan menghabiskan rata-rata USD2 miliar per tahun untuk mengatasi dampak perubahan iklim.

Sebaliknya, anggaran Dhaka untuk perubahan iklim di daerah pedesaan untuk tahun 2018-2019 mencapai USD1,46 miliar, sementara pembiayaan internasional diperkirakan mencapai USD154 juta per tahun, menurut laporan Lembaga Internasional untuk Lingkungan dan Pembangungan (IIED).
 
“Penelitian ini mengungkapkan ketidakseimbangan yang mengkhawatirkan. Tidak dapat diterima bahwa orang termiskin di pedesaan memikul beban pengeluaran untuk beradaptasi dengan perubahan iklim di Bangladesh. Masih banyak yang perlu dilakukan untuk memastikan lebih banyak pendanaan iklim publik menjangkau orang-orang yang paling membutuhkan,” kata Andrew Norton, Direktur IIED dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Channel News Asia, Jumat, 20 September 2019.
 
“Mereka menggunakan uang untuk banyak hal, seperti membeli makanan, kesehatan, pendidikan, memperbaiki rumah yang rusak, mengganti hewan dan tanaman, meningkatkan rumah mereka di atas tingkat banjir, dan beberapa bahkan mengambil pinjaman berbunga tinggi dari sumber-sumber informal. Namun hal ini mendorong mereka lebih jauh ke dalam kemiskinan,” kata para peneliti.
 
Contoh kasus dialami oleh Mohammad Nannu, ketika rumah nya hancur oleh pergeseran arus Padma, anak Sungai Gangga tahnun lalu. Dia mengatakan kepada AFP bahwa dia meminjam uang dengan tingkat bunga lebih dari 20 persen untuk memenuhi kebutuhan setelah bencana. Menurut para ahli bencana itu disebabkan oleh perubahan iklim.
 
“Saya menjadi tidak punya uang setelah kehilangan rumah dan properti saya ketika Padma melahap seluruh desa kami,” sebut pria 50 tahun itu.
 
Wali Kota setempat Shahidul Islam mengatakan hanya segelintir keluarga diberi rumah baru, dan ratusan lainnya harus menyewa atau pindah kota.
 
Atiq Rahaman, seorang ahli Bangladesh yang duduk di panel perubahan iklim PBB, menyambut baik penelitian tersebut tetapi dia mengatakan USD2 miliar adalah ‘sebagian kecil dari jumlah’ yang dihabiskan Bangladesh dan pemerintah setiap tahun.
 
“Ini adalah perkiraan yang terlalu rendah. Ada banyak biaya terkait perubahan iklim yang tidak dapat dimonetisasi dengan mudah,” tegas Rahaman kepada AFP.
 

 

Penulis: Fitri Nur Rizkyani
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan