Duta Besar Tiongkok untuk Indonesia Xiao Qian. Foto: Medcom.id/Hariyanti.
Duta Besar Tiongkok untuk Indonesia Xiao Qian. Foto: Medcom.id/Hariyanti.

Wawancara Khusus Dubes Tiongkok

Dubes Tiongkok: Amerika Menuntut Terlalu Banyak

Fajar Nugraha • 03 September 2019 15:02
Jakarta: Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok terlibat dalam perang tarif. Tiongkok menilai AS terlalu banyak menuntut.
 
Hal ini disampaikan oleh Duta Besar Tiongkok untuk Indonesia Xiao Qian dalam sebuah wawancara khusus dengan Medcom.id,  pada Jumat 30 Agustus 2019.
 
Menurut Dubes Xiao, ini bukanlah perang antara Tiongkok dan Amerika Serikat. Baginya, ini adalah perang dagang yang dipaksakan kepada Tiongkok oleh Amerika Serikat.

“Tiongkok adalah kekuatan ekonomi terbesar kedua dan AS adalah nomor satu. Ada sejumlah besar hubungan perdagangan antara kedua negara dan dalam prosesnya, ada ketidakseimbangan. Kami memiliki surplus sementara  Amerika mengalami defisit,” ujar Dubes Xiao.
 
“(Perang tarif) Ini karena alasan yang sangat berbeda. Ini bukan masalah kebijakan, ini bukan masalah politik. Tiongkok menjual produk mereka ke Amerika. Dan karena pembeli Amerika ingin membayar untuk barang-barang ini,” imbuhnya.
 
“Tetapi orang Amerika, terutama Presiden Donald Trump mengatakan bahwa  surplus perdagangan menguntungkan Tiongkok yang tidak adil bagi orang Amerika. Itu tidak benar,” tegas Dubes Xiao.
 
Menurut diplomat senior Negeri Tirai Bambu itu sebenarnya Amerika mengekspor begitu banyak barang ke banyak negara di dunia. Misalkan, Amerika memiliki surplus ke negara ketiga. Apakah itu tidak adil?
 
Bagi Tiongkok perdagangan saat ini adalah hal yang sangat normal dan pihaknya telah sangat terbuka untuk berdiskusi dan bernegosiasi dengan Amerika untuk menyeimbangkan hubungan perdagangan. Dubes Xiao menegaskan pihaknya tidak mencari surplus perdagangan. Surplus perdagangan memang terjadi dengan Amerika bukan karena disengaja, tetapi karena itu terjadi secara alami.
 
“Sekaang, masalah utama bahwa orang Amerika menuntut terlalu banyak dari Tiongkok tidak hanya dalam hal masalah perdagangan tetapi juga mereka meminta untuk meminta kompromi kami dalam sistem hukum kami, kebijakan politik kami sistem, dan bahkan kompromi sistem politik kita. Itu terlalu banyak. Mereka telah melewati garis merah,” tegas Dubes Xiao.
 
“Ini bukan yang bisa kita terima. Untuk negara mana pun, Anda dapat berkompromi pada masalah perdagangan, Anda dapat berkompromi pada proyek tertentu, tetapi Anda tidak dapat kompromi kedaulatan Anda. Anda tidak dapat membahayakan hak hukum Anda,” Dubes Xiao menegaskan.
 
Menjadi hal yang fundamental dari masalah ini adalah Amerika yang akan membuat situasi ini bertahan begitu lama, bahkan memburuk. Tiongkok menurut Xiao hanya ingin Amerika bersikap rasional, memiliki pikiran yang dingin, menyadari bahwa surplus perdagangan adalah hal yang normal dan kedua belah pihak harus duduk untuk berbicara dan bernegosiasi.

Politik Trump


Bagi Dubes Xiao Qian, pemerintahannya mengharapkan Amerika Serikat bisa menghentikan taktik yang dilakukan selama ini dalam perang dagang. Sikap AS yang mengenakan tarif terhadap barang Tiongkok sudah melampaui diskusi perdagangan, negosiasi perdagangan.
 
“Amerika harus melakukan ini untuk tujuan politik mereka dalam pemilihan mereka. Donald Trump ingin terpilih kembali. Dia ingin menunjukkan kepada Amerika bahwa dia tangguh. Dia tangguh ke negara asing, dia juga tangguh ke Tiongkok,” ungkap Xiao.
 
Di mata diplomat dengan satu putri itu, menjadikan perang datang sebagai tujuan politik tidak akan terjadi. Ini dikarenakan perang perdagangan buruk bagi kedua belah pihak.
 
“Mereka memberlakukan tarif pada produk-produk Tiongkok. Akhirnya, pelanggan Amerikalah yang akan membayar kenaikan harga. Jadi, akan ada reaksi balik. Kami berharap bahwa Amerika dapat kembali ke meja perundingan dan untuk berhenti, untuk membatalkan semua tarif yang dikenakan pada produk-produk Tiongkok,” kata Dubes Xiao.
 
Dubes Xiao sadar jika hal ini tidak berubah akan berimbas dampak negatif pada situasi global dan situasi ekonomi global.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan