Kedutaan Besar Korut di Kuala Lumpur. (Foto: AFP)
Kedutaan Besar Korut di Kuala Lumpur. (Foto: AFP)

Menyamar, 1.000 Warga Korut di Malaysia adalah Intelijen

Sonya Michaella • 10 Maret 2017 09:25
medcom.id, Kuala Lumpur: Di tengah memanasnya hubungan Korea Utara (Korut) dan Malaysia yang disebabkan teka-teki tewasnya Kim Jong-nam, muncul sebuah laporan bahwa lebih dari 1.000 warga Korut tinggal di Malaysia sebagai intelijen.
 
Sebuah sumber anonim mengatakan, kehadiran warga Korut di Malaysia berbentuk penyamaran di berbagai bidang. Semua direncanakan untuk membentuk jaringan intelijen terorganisir.
 
Hal ini tidak sulit dipahami mengapa cukup banyak warga Korut bekerja sebagai spesialis teknologi informasi dan menyamar sebagai karyawan di perusahaan lokal. Penyamaran ini untuk mengumpulkan informasi dan data secara internal.

"Mereka bukan orang biasa karena mereka secara khusus dilatih sebelum dipilih oleh rezim Korut untuk bekerja di luar negeri," ucap sumber tersebut, seperti dikutip Channel News Asia, Jumat 10 Maret 2017.
 
Jika dihitung semuanya, ada lebih dari 100 ribu warga Korut yang bekerja di seluruh dunia di mana mereka menjadi 'sumber berharga' untuk rezim Kim Jong-un karena mereka juga mengirimkan uang untuk negara.
 
Setiap warga Korut yang ke luar negeri, wajib bagi mereka untuk melaporkan ke Kedutaan Besar setiap bulan dan juga menjalani pembekalan.
 
Sumber tersebut menambahkan, selain di bidang TI, Korut juga aktif di bidang pertambangan bijih besi di Sarawak dan bekerja sebagai mitra untuk pengusaha Malaysia.
 
"Mereka mencoba untuk mengekspor produk Malaysia ke Korut dan sebaliknya. Meskipun, mereka tahu banyak pihak yang menyadari adanya pembatasan yang diberlakukan PBB ke Korut," ucapnya.
 
Sumber itu juga mengonfirmasi bahwa hal tersebut adalah praktik bagi para pengusaha untuk membayar gaji Korut untuk Kedutaan Besar di Kuala Lumpur, sedangkan karyawan hanya akan menerima tunjangan hidup.
 
"Kedubes Korut di Kuala Lumpur biasanya mengambil uang dari Malaysia dalam bentuk tunai karena mereka tidak bisa melakukan transaksi online disebabkan pembatasan oleh PBB," tukasnya,
 
Dalam laporan Bernama, diungkapkan bahwa bidang TI dari Korut yang dipimpin langsung oleh rezim Jong-un dikenal sebagai Biro 121, di mana terdiri dari kelompok peretas yang terlatih untuk melakukan tugas spionase siber dan kejahatan siber.
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan