Warga Uighur di Masjid Id Kah, wilayah Kashgar, Xinjiang. (Foto: AFP).
Warga Uighur di Masjid Id Kah, wilayah Kashgar, Xinjiang. (Foto: AFP).

Kemenlu Minta Dubes di Tiongkok Dalami Situasi Xinjiang

Marcheilla Ariesta • 21 Desember 2018 07:14
Jakarta: Kementerian Luar Negeri RI meminta Duta Besar RI di Tiongkok untuk mencari informasi mengenai situasi di Xinjiang. Wilayah tersebut merupakan tempat tinggal para Muslim Uighur.
 
"Kita meminta Duta Besar di Beijing mencari informasi lebih lanjut mengenai keadaan yang sebenarnya di sana seperti apa," kata Juru Bicara Kemenlu Arrmanatha Nasir di Jakarta, Kamis 20 Desember 2018.
 
Sementara itu, Duta Besar RI untuk Tiongkok Djauhari Oratmangun hanya mengatakan siap untuk mengawal situasi di sana. Meski demikian, dia tidak memberi konfirmasi mengenai perintah tersebut, saat dihubungi Medcom.id.

"Siap kawal," tuturnya lewat pesan singkat.
 
Indonesia menyampaikan keprihatinan terkait kondisi Uighur di Tiongkok. Keprihatinan ini sudah disampaikan Kemenlu RI kepada Duta Besar Tiongkok yang ada di Jakarta.
 
"Kemenlu menegaskan bahwa sesuai dengan Deklarasi Universal HAM PBB, kebebasan beragama dan kepercayaan merupakan hak asasi dan dalam hal ini merupakan tanggung jawab setiap negara untuk menghormati," kata Arrmanatha beberapa waktu lalu.
 
Arrmanatha menambahkan bahwa Dubes Tiongkok di Jakarta menyampaikan komitmen dalam perlindungan HAM dan sependapat bahwa informasi soal Uighur sangatlah penting.
 
Sementara itu, Pemerintah Tiongkok lewat kedutaan besarnya di Jakarta menampik adanya penahanan jutaan kaum Uighur di Xinjiang, Tiongkok. Bahkan, masyarakat Indonesia diundang mengunjungi Xinjiang untuk melihat sendiri keadaan di sana.
 
Kedubes Tiongkok di Jakarta juga mengaku tak menutup-nutupi terkait berita Uighur di Xinjiang. Mereka juga sempat mengundang sejumlah tokoh agama dan jurnalis Indonesia untuk berkunjung ke Xinjiang dan provinsi-provinsi lain.
 
“Seperti apa yang mereka lihat, penduduk Xinjiang dari berbagai suku di Tiongkok sedang hidup dan bekerja dengan bahagia. Kami menyambut lebih banyak teman-teman Indonesia mengunjungi, melihat dan mengenal Tiongkok yang nyata,” tulis pernyataan itu.
 
Sebelumnya ramai diberitakan sekitar sejuta Muslim Uighur dimasukkan ke kamp konsentrasi dan dipaksa mencintai Partai Komunis. Namun, sejak awal isu ini mencuat, Pemerintah Tiongkok selalu menyangkal bahwa terjadi penahanan. Mereka berdalih, yang terjadi adalah adanya pendidikan untuk menangkal terorisme dan ekstremisme di Negeri Tirai Bambu tersebut.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan