"Selagi pergolakan masih terjadi di Mindanao, maka penculikan akan sering terjadi," kata Mohammad Sabu, di Jakarta, Sabtu 25 Januari 2020.
Dia menyamakan gejolak di Filipina seperti yang terjadi di Myanmar. Menurut dia, Malaysia telah menjadi korban dari gejolak di dua negara tetangga tersebut.
Mat Sabu, begitu dia kerap disapa, mengungkapkan ada lebih dari 150 ribu pendatang dari Myanmar di Malaysia. Pernyataannya ini merujuk kepada kekerasan yang dialami etnis minoritas Rohingya di wilayah Rakhine, Myanmar.
Untuk mencegah penculikan di perairan, Mat Sabu meminta Filipina untuk juga mencari solusi. "Kita bersama Filipina harus mencari jalan bersama untuk mengurangi pergolakan di negara itu. Dengan begitu, pergolakan di kawasan kita juga akan berkurang," imbuhnya.
Selain itu, dia juga berharap agar kerja sama trilateral dengan Indonesia dan Filipina ditingkatkan. Ini, kata Mat Sabu, merupakan cara utama untuk mencegah penculikan terjadi.
Ia menambahkan peningkatan kerja sama ini sudah disetujui oleh Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dalam pertemuan mereka Jumat kemarin.
Saat ini, ada lima WNI yang disandera kelompok Abu Sayyaf di Filipina. Kelima orang ini diculik saat tengah bekerja mencari ikan di perairan Tambisan, Lahad Datu, Sabah, Malaysia.
Penculikan terjadi pada 16 Januari 2020. Insiden penculikan terjadi hanya selang sehari setelah pembebasan Muhammad Farhan, WNI terakhir yang disandera Abu Sayyad pada 23 September 2019.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id