Polisi mendatangi lokasi ditemukannya 15 jasad pengungsi di pantai Inani, Bangladesh, 28 September 2017. (Foto: AFP/FRED DUFOUR)
Polisi mendatangi lokasi ditemukannya 15 jasad pengungsi di pantai Inani, Bangladesh, 28 September 2017. (Foto: AFP/FRED DUFOUR)

15 Pengungsi Tewas dalam Kecelakaan Kapal di Bangladesh

Willy Haryono • 29 September 2017 11:11
medcom.id, Cox's Bazar: Sedikitnya 15 orang tewas dan sejumlah lainnya hilang setelah kapal yang mereka tumpangi tenggelam di perairan Bangladesh, Kamis 28 September 2017. 
 
Sebagian besar dari penumpang kapal itu adalah etnis Muslim Rohingya yang melarikan diri dari aksi kekerasan di Rakhine, Myanmar. 
 
Sejumlah saksi mata dan korban selamat menuturkan bahwa kapal tenggelam hanya beberapa meter dari kawasan pantai Bangladesh, yang dilanda gelombang tinggi usai hujan deras dan angin kencang. 

Inspektur Polisi Moahmmed Kai-Kislu mengatakan kepada AFP pihaknya telah menemukan 15 jasad manusia, termasuk sepuluh anak-anak dan empat wanita. Dikhawatirkan jumlah korban dapat terus bertambah.
 
"Mereka tenggelam di depan mata kami. Beberapa menit kemudian, ombak membawa belasan jasad itu ke pantai," tutur Mohammad Sohel, seorang penjaga toko setempat. 
 
Baca: Kekerasan di Rakhine Berisiko Merusak Kemajuan Demokrasi Myanmar
 
Krisis kemanusiaan di Rakhine membuat Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) menggelar pertemuan khusus. Duta Besar Amerika Serikat untuk PBB Nikki Haley menuduh Myanmar mencoba "melakukan pembersihan etnis minoritas" di Rakhine. 
 
Sementara Tiongkok dan Rusia mendukung apa yang dilakukan pemerintah Myanmar di Rakhine. Myanmar menegaskan apa yang mereka lakukan di Rakhine semata untuk memburu grup teroris Arakan Rohingya Salvation Army atau ARSA. 
 
Konflik terbaru di Rakhine meletus pada 25 Agustus, setelah ARSA menyerang beberapa pos polisi di perbatasan Myanmar-Bangladesh. 
 
Lebih dari setengah juta pengungsi asal Rakhine -- sebagian besar dari mereka Rohingya -- melarikan diri ke Bangladesh sejak bulan lalu. 
 
Sekjen PBB Antonio Guterres khawatir krisis kemanusiaan di Rakhine dapat meluas dan berlangsung lama.
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan