Mayor Jenderal Zow In sedang mencoba senjata produk Pindad (Foto: Asep Setiawan)
Mayor Jenderal Zow In sedang mencoba senjata produk Pindad (Foto: Asep Setiawan)

Laporan Langsung Myanmar

Myanmar Lirik Industri Pertahanan Indonesia

12 September 2014 20:40
medcom.id, Nay Pyi Taw: Hubungan bilateral yang baik dengan negara-negara tetangga mampu meningkatkan industri pertahanan Indonesia. Demikian dijelaskan Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin di Nay Pyi Taw, Myanmar, Jumat (12/9/2014).
 
Lawatan delegasi industri pertahanan ke Myanmar saat ini dapat dijadikan momentum kebangkitan industri ini. Kunjungan serupa ke lima negara lainnya di Asia Tenggara seperti Thailand dan Filipina telah membuahkan hasil bagi industri pertahanan Indonesia.
 
Pemerintah, jelas Sjafrie, akan membuka akses dalam bentuk kerjasama pemerintah dengan pemerintah. Para pelaku bisnislah yang nanti melakukan kontak dan negosiasi dengan pemerintah terkait seperti Myanmar.

"Cara ini penting, agar tahun 2015 dimana Indonesia menghadapi masyarakat ekonomi ASEAN, pemerintah bisa melindungi kelompok industri ini," kata Wamenhan Sjafrie.
 
Dengan adanya UU Industri Pertahanan, pemerintah bisa melindungi perusahaan lokal. Namun, menurutnya perusahaan Indonesia juga perlu meningkatkan daya saing produknya.
 
Soal perlunya peningkatan daya saing ini dibenarkan oleh Direktur Pindad Sudirman Said yang mengatakan dalam kasus di Myanmar saja, pemain industri pertahanan dari Turki dan Korea Selatan sudah melakukan pendekatan. "Pindad perlu bertindak lincah seperti dilakukan perusahaan swasta Indonesia," tuturnya.
 
Sementara itu setelah pameran singkat di depan Kepolisian Myanmar, terungkap adanya minat terhadap produk Indonesia. Hadir langsung menyaksikan pameran dan paparan produk industri pertahanan Indonesia  adalah Wakil Menteri Dalam Negeri Brigjen Keo Keo Tong dan Kepala Kepolisian Nasional Myanmar Mayor Jenderal Zow In.
 
Dalam tanggapannya terhadap presentasi produk pertahanan Indonesia, Brigjen Keo Keo Tong menyebutkan pentingnya produk industri pertahanan Indonesia untuk mendukung infrastruktur negaranya.
 
Dubes RI untuk Myanmar Ito Sumardi mengatakan, delegasi Indonesia akan melakukan pertemuan khusus dengan kepala polisi Myanmar. Mereka tertarik terhadap produk perlengkapan yang terkait dengan cara menghadapi huru-hara.
 
Dalam pameran yang berlangsung selama dua hari ini, sepuluh perusahaan industri pertahanan ikut berpartisipasi termasuk BUMN strategis seperti PT Dirgantara Indonesia, PT PAL dan PT Pindad serta tujuh perusahaan swasta. Produk yang ditawarkan ke Myanmar antara lain pesawat, kapal pengangkut, panser, senjata ringan, perlengkapan pertahanan. (Asep Setiawan)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LOV)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan