Meski pidato tersebut ditujukan untuk rakyat AS dalam menggelorakan semangat baru namun pidato tersebut sepertinya ditujukan juga kepada masyarakat dunia.
Kedua, patriotisme dibangun dengan slogan-slogan American First kemudian juga Buy and Hire Americans.
Bahkan kebijakan yang terkait dengan perdagangan, pajak, keimigrasian dan masalah luar negeri dinyatakan akan memperhatikan keuntungan bagi pekerja Amerika dan keluarganya.
"Ketiga, Trump seolah tidak mau lagi AS berperan sebagai polisi dunia dengan biaya dari AS yang memungkinkankan negara lain menjadi lebih sejahtera dan aman daripada Amerika sendiri," tulis Hikmahanto dalam keterangannya yang diterima Metrotvnews.com, Sabtu (21/1/2017).
Dikatakan, Trump sangat berani dalam pidato kenegaraannya yang menyebut teroris dengan sebutan Islamic Radical Terrorist.
Seolah yang hendak diberangus adalah kelompok teroris yang berbau Islam. Ini tentunya akan mengundang ketidak-sukaan dunia Islam baik pejabat dan rakyatnya terhadap AS.
Trump menyerukan persatuan dari rakyat AS yang dia sadari terpecah dengan terpilihnya sebagai Presiden AS.
Dalam menjalankan pemerintahannya, Trump mengindikasikan akan berbeda dengan para pendahulunya.
"Ini karena menurut Trump para politisi dianggap lebih mementingkan kesejahteraannya daripada kesejahteraan rakyat," lanjutnya.
Menurut analisanya, Trump menyampaikan hal ini karena mungkin ia sadar bahwa ia tidak mempunya latar belakang sebagai politisi atau pejabat pemerintah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News