Zeid Ra'ad Al Hussein menemui ketiganya di sebuah museum di Seoul yang didedikasikan bagi wanita Korsel yang dipaksa menjadi budak seks Jepang.
"Saya akan terus memperjuangkan mereka," ucap Al Hussein, seperti dilansir kantor berita Yonhap, Rabu (24/6/2015).
"Tentu saja saya akan terus berhubungan dan menemui mereka lagi sesering mungkin," sambung dia.
Sekitar 200 ribu wanita, sebagian besar dari Korea, dan juga ada beberapa dari Tiongkok, Indonesia dan negara Asia lainnya, dipaksa menjadi budak seks saat PD II.
Korsel menilai Jepang belum sepenuhnya mengakui kesalahan dan menyesali perbuatannya. Namun Jepang bersikukuh sudah menyelesaikan masalah ini saat menandatangani normalisasi hubungan diplomatik dengan Korsel pada 1965.
Masalah budak seks ini masih menjadi batu sandungan bagi hubungan Korsel dan Jepang. Presiden Korsel Park Geun-hye menegaskan tidak akan menemui Jepang sebelum ada permohonan maaf mendalam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News