Mugabe, pemimpin gerilyawan yang berkuasa selama 37 tahun usai kemerdekaan Zimbabwe dari Inggris, mengembuskan napas terakhir pada Jumat 6 September di usia 95 tahun.
Kesehatan Mugabe menurun drastis usai dirinya digulingkan militer Zimbabwe dan mantan kelompok loyalisnya pada 2017. Tergulingnya Mugabe mengakhiri kepemimpinan bertangan besi yang berkontribusi pada merosotnya perekonomian Zimbabwe.
Sebuah delegasi asal Zimbabwe, termasuk Wakil Presiden Kembo Mohadi, sengaja terbang ke Singapura untuk memulangkan jasad Mugabe.
Sejak Rabu pagi, iring-iringan yang membawa jenazah Mugabe meninggalkan rumah duka menuju bandara internasional Singapura. Rombongan pengantar jenazah dikawal polisi dan bergerak melewati para jurnalis.
Keponakan Mugabe, Adam Molai, mengatakan kepada media AFP bahwa pesawat yang membawa jasad pamannya itu telah bertolak menuju Zimbabwe. "Baru saja pergi," katanya, via sambungan telepon.
Delegasi Zimbabwe tiba di Singapura pada Selasa 10 September, dan sempat menghadiri misa privat untuk Mugabe di rumah duka. Acara tersebut dipimpin seorang pastor asal Zimbabwe.
Opini warga Zimbabwe terbagi mengenai bagaimana seharusnya Mugabe dikenang. Ia pernah dikenal sebagai pahlawan pembebasan Zimbabwe, namun juga sering bertindak brutal dalam menghabisi para rivalnya.
Ia sempat dipuji karena berhasil menghapuskan dominasi kulit putih di bekas koloni Inggris di Rhodesia. Namun saat berkuasa, Mugabe menggunakan aksi kekerasan dan rasa takut hingga akhirnya digulingkan.
Transisi Mugabe dari pahlawan menjadi diktator telah berujung pada bencana ekonomi di Zimbabwe, yang kemudian memicu perginya jutaan warga ke negara lain.
Penulis: Fitri Nur Rizkyani
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News