Warga etnis Rohingya saat berupaya menyelamatkan diri dari Rakhine menuju Bangladesh (Foto: AFP).
Warga etnis Rohingya saat berupaya menyelamatkan diri dari Rakhine menuju Bangladesh (Foto: AFP).

HRW: Prajurit Myanmar Perkosa Perempuan Rohingya

Fajar Nugraha • 16 November 2017 20:53
New York: Lembaga pemerhati hak asasi manusia (HAM), Human Rights Watch (HRW) menyebutkan bahwa prajurit Myanmar melakukan pemerkosaan massal terhadap perempuan dan gadis remaja Rohingya.
 
Kejadian ini berlangsung di saat insiden kekerasan di wilayah Rakhine yang berujung eksodus warga Rakhine ke Bangladesh, sejak kerusuhan pecah pertama kali pada 25 Agustus.
 
HRW yang berbasis di Amerika Serikat (AS) mengatakan dalam laporannya bahwa kekerasan seksual dilakukan bersamaan dengan tindakan lainnya oleh pihak prajurit Myanmar. 

Laporan dari HRW ini didasarkan atas wawancara korban pemerkosaan serta kesaksian relawan kemanusiaan dan petugas kesehatan Bangladesh. Isi dari laporan itu menyebutkan kasus yang disebut sebagai pemerkosaan massal, di mana perempuan-perempuan Rohingya dikumpulkan di satu kemudian diserang secara seksual oleh para prajurit.
 
"Pemeriksaan menjadi kejahatan utama yang mengerikan dilakukan oleh militer Myanmar, yang termasuk dalam kampanye pembersihan etnis terhadap Rohingya," ujar peneliti HRW, Skye Wheeler, seperti dikutip AFP, Kamis 16 November 2017.
 
"Tindakan barbar militer Myanmar sudah menyebabkan perempuan dan gadis remaja Rohingya terluka secara brutal dan trauma," jelasnya.
 
HRW menyebutkan, dari 29 korban selamat dari pemerkosaan seluruhnya,-kecuali satu korban,- yang diperkosa secara massal. Dalam delapan kasus, satu korban diperkosa oleh lima prajurit atau lebih.
 
Selain itu, beberapa perempuan yang menjadi korban menggambarkan pembunuhan dari anak-anak mereka yang masih muda, termasuk suami dan orangtua. Pembunuhan itu terjadi sebelum mereka diperkosa. Banyak dari korban pemerkosaan yang selamat harus menahan sakit di bagian kemaluannya, saat menyelamatkan diri ke Bangladesh.
 
HRW juga mengumpulkan dokumen dari enam kasus pemerkosaan massal dari perempuan yang dikumpulkan oleh prajurit itu. Laporan juga Mamtaz Yunis,-berusia 33 tahun- mengatakan bahwa pasukan mengikat dirinya bersama sekitar 20 perempuan lain di pinggiran bukit setelah mereka berupaya melarikan diri. Kemudian prajurit memperkosa Yunis secara bergantian di depan 20 perempuan lain.
 
Berdasarkan laporan itu, HRW mewawancara 52 perempuan dan gadis remaja Rohingya, termasuk 29 korban pemerkosaan. Mereka berasal dari 19 desa berbeda di Rakhine.
 
Lebih dari 600 ribu orang keluar dari Rakhine sejak operasi militer Myanmar berlangsung. Militer bersikeras mereka melakukan operasi dengan tujuan mengejar militan Rohingya yang menyerang pos polisi pada 25 Agustus. Tetapi PBB menilai kekerasan ini sebagai pembersihan etnis.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan