Ban memulai masa jabatan dua tahunnya sebagai Presiden dan Ketua GGGI mulai 20 Februari 2018, menggantikan Gemedo Dalle dari Ethiopia, yang bertugas sebagai Plt. Presiden Majelis dan Ketua Dewan sejak Juli 2017.
Dedikasi Ban untuk mengatasi tantangan global, termasuk perubahan iklim, kelangkaan air, kekurangan energi, keamanan pangan dan kesehatan global sejalan dengan tujuan GGGI.
Saat menjabat sebagai Sekjen PBB sejak 2007 hingga 2016, Ban telah menjadi sosok yang menjembatani berbagai pihak, termasuk kepada orang-orang miskin dan rentan di dunia, serta membuat organisasi ini lebih transparan dan efektif.
Ban juga bekerja sama dengan negara-negara anggota PBB dalam penyusunan Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan dan membentuk UN Women, keseteraan gender dan pemberdayaan perempuan.
Melalui keterangan pers yang diterima Medcom.id, Rabu 28 Februari 2018, Ban juga berperan besar dalam memperkuat operasi perdamaian PBB, melindungi HAM, memperbaiki respon kemanusiaan, mencegah ekstremisme kekerasan dan revitalisasi agenda perlucutan senjata.
Empat prioritasnya yaitu, energi berkelanjutan, air dan sanitasi, lanskap yang berkelanjutan dan kota hijau dinilai sangat sepadan dengan visi dan misi GGGI.
Di Indonesia, GGGI bermitra dengan pemerintah melalui Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dalam program Pertumbuhan Hijau, yang kini berada di fase kedua.
Diluncurkan pada Agustus 2016, program ini mendukung perencanaan serta investasi pertumbuhan ekonomi hijau di tiga sektor, yaitu energi, infrastruktur dan lanskap berkelanjutan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News