Mahathir kembali mencalonkan dirinya sebagai PM Malaysia di bawah partai oposisi, Pakatan Harapan, dengan harapan akan mengubah Negeri Jiran menjadi baik kembali seperti saat ia memimpin dulu.
Kandidat calon Wakil PM pun kabarnya akan diisi oleh istri Anwar Ibrahim, yakni Wan Azizah. Anwar adalah mantan Wakil PM saat Mahathir memimpin, dan ia sendiri yang menjebloskan Anwar ke penjara.
"Pilihan itu menunjukkan betapa rapuh kepemimpinan oposisi karena pencalonan itu hanya sementara," kata Najib dalam blog pribadinya, dikutip dari Asia One, Selasa 27 Februari 2018.
Skenario pertama, lanjut dia, Mahathir akan melanggar janjinya untuk menyerahkan tampuk kepemimpinan oposisi kepada mantan rivalnya, Anwar, yang akan segera bebas dari penjara pada Juni tahun ini.
"Skenario kedua, Mahathir akan menyerang kasus korupsi dan nepotisme di Malaysia yang sangat mengada-ada," tukas Najib.
Ia menambahkan, kemungkinan hal ini akan menyebabkan rakyat memberontak dengan struktur kepemimpinan yang ada, jika benar Mahathir dan Azizah akan memimpin Malaysia.
Presiden Partai UMNO ini juga memprediksi bahwa jika oposisi menang, rakyat Negeri Jiran akan sibuk untuk menentang posisi PM dan Wakil PM dalam tahun pertama kepemimpinan mereka.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News