Dalam konferensi pers, Morrison mengaku "berpikiran terbuka" atas proposal yang mendorong pengakuan resmi Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Wacana PM Morrison ini bertolak belakang dengan kebijakan pemerintahan Australia yang sudah diberlakukan berdekade-dekade lalu.
"Kami berkomitmen terhadap Solusi Dua Negara, tapi kenyataannya belum ada perkembangan berarti," ucap PM Morrison, seperti dilansir dari kantor berita AFP.
Ia menyebut proposal untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan memindahkan kedubes Australia ke sana cukup "masuk akal" dan "persuasif" sehingga akan dipertimbangkan.
Baca: 43 Orang Tewas Seiring Dibukanya Kedubes AS di Yerusalem
PM Israel Benjamin Netanyahu mengaku telah mendiskusikan wacana pemindahan kedubes Australia ini dengan Morrison.
"Dia menginformasikan kepada saya bahwa dia mempertimbangkan mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan memindahkan kedubes ke sana. Saya sangat berterima kasih kepadanya untuk hal ini," tulis PM Netanyahu di Twitter.
Pengumuman mengejutkan PM Morrison ini muncul hanya beberapa hari sebelum pemilihan umum sela di distrik Sydney. Di sana, banyak pemilih Yahudi dan juga tempat dari kandidat asal Partai Liberal yang pernah menjadi duta besar Australia untuk Israel.
Kekalahan dalam pemilu sela di Sydney akan menghapus mayoritas PM Morrison di parlemen. "Scott Morrison ingin sekali mempertahankan jabatannya. Dia siap mengatakan apapun demi meraih suara, bahkan rela mengorbankan kepentingan nasional Australia," kata juru bicara kebijakan luar negeri Partai Buruh Australia, Penny Wong.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News