Militer Filipina berbaris menuju kota Marawi yang dikuasai militan terafiliasi ISIS, 25 Mei 2017. (Foto: Romeo Ranoco/AFP/Reuters)
Militer Filipina berbaris menuju kota Marawi yang dikuasai militan terafiliasi ISIS, 25 Mei 2017. (Foto: Romeo Ranoco/AFP/Reuters)

Delapan Teroris Asing Tewas di Marawi

Arpan Rahman • 01 Juni 2017 21:05
medcom.id, Marawi: Sedikitnya delapan teroris asing telah tewas di Kota Marawi yang terkepung pasukan pemerintah Filipina. Sementara masyarakat setempat mengaku melihat gerilyawan "yang terlihat asing" bergabung dalam baku tembak. 
 
Kematian delapan teroris asing dan pengakuan warga diungkapkan Menteri Pertahanan Filipina, Delfin Lorenzana, Kamis 1 Juni 2017.
 
Lorenzana mengatakan militer sejauh ini telah mengidentifikasi masing-masing dua orang asal Malaysia, Arab Saudi, dan Indonesia serta satu dari Yaman dan Chechnya. Mereka termasuk di antara yang tewas dalam pengepungan sejak Selasa 23 Mei 2017.

Pemerintah sebelumnya telah melaporkan bahwa enam orang asing, di antaranya orang Malaysia dan Indonesia, termasuk di antara teroris yang terbunuh dalam operasi pemerintah.
 
"Laporan yang kami dapatkan dari warga sipil Marawi adalah mereka melihat banyak pejuang asing," kata Menhan Filipina seperti dilansir ABS-CBN, Kamis 1 Juni 2017.
 
"Mungkin ada lebih banyak yang kami bunuh yang belum kami identifikasi," tambahnya.
 
Lorenzana mengatakan, 95 teroris telah terbunuh dalam bentrokan tersebut, dan 33 sudah diidentifikasi. Dia menyebut orang asing yang bertempur di samping kelompok teror lokal Maute dan Abu Sayyaf bisa memasuki negara itu melalui kawasan selatan.
 
ISIS Cabang Asia
 
Turut sertanya teroris asing dalam pertempuran Marawi menaruh kepercayaan atas laporan jangka panjang bahwa Islamic State (ISIS) berusaha membangun pijakan di Asia melalui Filipina, setelah mengalami kekalahan besar di Irak dan Suriah.
 
Sebuah laporan Reuters mengutip sumber intelijen Filipina mengatakan bahwa dari 400-500 anggota kelompok bersenjata yang menguasai Kota Marawi, sebanyak 40 orang baru-baru ini datang dari luar negeri, termasuk dari negara-negara Timur Tengah.
 
Sumber tersebut mengatakan bahwa mereka termasuk orang Indonesia, Malaysia, setidaknya satu orang Pakistan, satu dari Arab Saudi, Chechnya, Yaman, India, Maroko, dan satu orang dengan paspor Turki.
 
Presiden Rodrigo Duterte pada 23 Mei memberlakukan Mindanao di bawah darurat militer setelah bentrokan tersebut.
 
Kekerasan meletus di Marawi menyusul upaya pasukan pemerintah menangkap pemimpin tertinggi Abu Sayyaf, Isnilon Hapilon. Pemimpin teror, yang dianggap sebagai orangnya ISIS di Asia Tenggara, itu berhasil menghindari penangkapan.
 
Lorenzana, di sisi lain, mengatakan bahwa Hapilon masih berkeliaran di Kota Marawi.
 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan