Unjuk rasa, yang sudah memasuki hari kelima, bertepatan dengan Hari Nasional Tiongkok. Beredar rumor polisi akan menggunakan kekerasan untuk membubarkan massa sebelum peringatan berdirinya Tiongkok oleh Partai Komunis di tahun 1949.
"Kami tidak merayakan peringatan ke-65 (berdirinya) Tiongkok. Dengan kondisi politik terkini di Hong Kong, serta berlanjutnya pelanggaran hak asasi manusia di Tiongkok, saya rasa hari ini bukan hari untuk merayakan sesuatu, tapi hari untuk bersedih," ucap Oscar Lai, juru bicara salah satu grup pendemo dari kalangan pelajar.
Seperti empat hari sebelumnya, seperti diwartakan Reuters, massa menguasai area luas di distrik finansial dan komersil Hong Kong. Kegiatan perdagangan serta bisnis, mulai dari perbankan hingga beragam toko, terganggu.
Hujan lebat diwarnai suara petir tadi malam tidak meluluhkan semangat pengunjuk rasa, yang berlindung dengan peralatan seadanya di trotoar. Sementara aparat yang mengenakan jas hujan mengawasi di sekitar mereka.
Pemimpin Hong Kong Leung Chun-ying sempat berjanji menggelar perundingan putaran terbaru terkait reformasi pemilihan umum. Langkah ini merespon gelombang unjuk rasa warga pro demokrasi sejak Sabtu kemarin.
Leung berbicara ke hadapan massa di balik barikade polisi. Meski berjanji, ia tidak menyebut kapan tanggal pasti dialog dan konsultasi itu diadakan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id