Di Hong Kong, satu-satunya tempat yang diizinkan China untuk menggelar peringatan atas pemberontak, sekitar 110.000 orang hadir dalam acara. Tidak ada penangkapan di area tersebut.
Amnesty International dan aktivis hak asasi manusia menggambarkan penangkapan di distrik Xicheng di Beijing dan di Zhuzhou, provinsi Hunan selatan. Namun polisi di sana tidak menanggapi permintaan klarifikasi. Lapangan Tiananmen dan lokasi lainnya di Beijing ditempatkan di bawah keamanan ketat selama peringatan.
Li Xiaoling sempat dipotret di alun-alun Tiananmen pada Minggu pagi. Setelah itu, Li dan rekan aktivis Li Zhou serta Pu Yongzhu dibawa ke kantor polisi Xicheng.
Di Zhuzhou, setidaknya delapan anggota kelompok aktivis dibawa oleh polisi dan dua lainnya tidak dapat dihubungi.
Sementara di Hong Kong, warga berkumpul pada Minggu malam buat mengingat saat-saat pemerintah mengerahkan tank dan pasukan demi mengakhiri demonstrasi mahasiswa pro-demokrasi selama berminggu-minggu di Beijing di masa lalu. Hong Kong adalah koloni Inggris sampai dikembalikan ke kedaulatan China pada 1997.
Partisipan acara memegang lilin dan menyalakan cahaya ponsel, meneriakkan slogan-slogan demokrasi dan menyanyikan lagu-lagu. Karangan bunga diletakkan bagi korban Tiananmen, dengan diikuti satu menit momen mengheningkan cipta.
Pelajaran Sejarah
Orang-orang berpose untuk berfoto dengan replika patung Dewi Demokrasi, yang pertama kali didirikan di Beijing 28 tahun silam.
"Ini adalah pendidikan melalui tindakan, untuk memberi tahu mereka apa yang terjadi," Ken Chiu, seorang guru berusia 30-an yang datang bersama istri dan dua anaknya kepada Time. Dia masih jadi murid taman kanak-kanak ketika kekerasan tersebut terjadi.
"Putra saya (10 tahun) sekarang mulai bertanya kepada saya apa yang terjadi saat itu," kata Chiu, seperti dilansir UPI, Minggu 4 Juni 2017.
Hanya sedikit pemuda China yang mengetahui mengenai insiden Tiananmen pada 4 Juni 1989, menurut Louisa Lim, penulis The People's Republic of Amnesia: Tiananmen Revisited, karena propaganda dan penyensoran oleh Partai Komunis.
"Bagi kaum muda, mereka melihat bahwa hidup mereka lebih baik daripada orang tua mereka, jadi mereka menerima narasi ini," katanya.
"Inilah gambaran yang sangat hitam-putih -- kekacauan atau stabilitas -- yang menghalangi kemungkinan hasil berbeda selain represi. Namun orang-orang muda ini, yang punya pikiran tentang apa yang terjadi pada tahun 1989 sangat samar dan acap salah sama sekali, seringkali tidak memiliki alasan untuk mempertanyakannya."
Sebuah survei tahunan oleh University of Hong Kong Public Opinion Program menemukan 46 persen responden percaya bahwa mahasiswa Beijing melakukan hal yang benar pada tahun 1989, sementara 22 persen percaya itu keliru.
Hanya 12 persen yang mendukung penanganan pemerintah China terhadap kejadian tahun 1989 dan 69 persen mengatakan bahwa itu salah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News