Dikabarkan, Abu Sayyaf memenggal sandera bernama Noel Besconde di daerah hutan, Kota Patikul pada Kamis lalu sekitar pukul 14.30 sore waktu setempat, karena Besconde menderita sakit.
Dilansir dari Phillipine Star, Senin 17 April 2017, Besconde terpaksa dieksekusi karena memperlambat pergerakan kelompok tersebut. Seperti diketahui, dalam menyandera korban-korbannya, Abu Sayyaf selalu berpindah-pindah tempat.
Besconde dan tiga anak buah kapalnya diculik saat berlayar di Laut Sulawesi. Abu Sayyaf sempat menuntut tebusan sebesar tiga juta Peso. Namun, Presiden Rodrigo Duterte menolak membayarnya.
Kepala Pengamanan Sulu, Jenderal Cirilito Sobejana mengatakan, pasukannya menerima informasi di hari yang sama dan mendapat video saat pemenggalan itu dilakukan.
"Kami bisa mengonfirmasi hal tersebut karena kami menerima videonya dan kami segera melakukan pencarian jenazah untuk dibawa ke keluarganya," ujar Sobejana.
Dari video yang diterima, terlihat bahwa kelompok militan yang berafiliasi dengan Islamic State (ISIS) ini terlihat tergesa-gesa untuk berpindah tempat. Maka, dalam perjalanan mereka, kelompok ini terpaksa memenggal Besconde.
Kelompok Abu Sayyaf memang kerap menculik dan menyandera anak buah kapal negara lain yang melintas di sekitar wilayah kekuasaannya. Tak hanya anak buah kapal, turis asing pun menjadi korban.
Abu Sayyaf juga tak segan untuk memenggal kepala sanderanya jika uang tebusan yang diminta tak segera dibayarkan.
Kini, setidaknya tujuh anak buah kapal asal Indonesia juga masih berada di tangan Abu Sayyaf. Pemerintah Indonesia pun terpaksa mengubah strategi untuk membebaskan mereka karena kelompok ini pun selalu berpindah-pindah lokasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News