medcom.id, Jakarta: Prancis, sebuah negara yang cukup kuat di Benua Eropa, telah menjadi salah satu kekuatan terbesar dunia sejak pertengahan abad ke-17. Sejak 2011, tepat pada masa perayaan 60 tahun hubungan diplomatik Prancis dan Indonesia, kedua negara telah sepakat untuk menjalin kemitraan strategis.
Prancis juga menjadi salah satu destinasi wisata favorit warga Indonesia, pun tujuan menimba ilmu. Bahasa Prancis kini juga menjadi salah satu bahasa yang patut diperhitungkan di dunia internasional.
Dengan berlangsungnya kunjungan mantan Presiden Prancis Francois Hollande ke Indonesia tahun ini, makin terbuka lebar peluang kerja sama antara Prancis dan Indonesia, apalagi setelah Prancis memiliki presiden baru, Emmanuel Macron.
Berikut wawancara khusus Metrotvnews.com dengan Duta Besar Prancis untuk Indonesia, Jean-Charles Berthonnet di Kedutaan Besar Prancis di Jakarta, 17 Mei 2017:
Sebenarnya, bagaimana hubungan Prancis dan Indonesia sendiri dan apa yang menjadi poin utama dalam hubungan dua negara?
Hubungan bilateral Prancis dan Indonesia terus meningkat, apalagi setelah kunjungan mantan Presiden Francois Hollande ke Jakarta, Maret kemarin. Sebanyak 35 kesepakatan disetujui terkait kerja sama maritim, pertahanan, dan ekonomi kreatif.
Ini merupakan awal yang sangat bagus untuk melanjutkan dan menguatkan hubungan dalam kerja sama strategis kita, yang terbentuk pada 2011 silam. Saat ini, adalah waktunya Kedubes Prancis untuk meneruskan kesepakatan-kesepakatan itu dan melihat implementasinya dan mengejar prosesnya untuk menguatkan hubungan bilateral kita.
Menurut Anda, apa yang bisa dilanjutkan dari investasi dua negara?
Dari sejumlah kesepakatan, Anda bisa lihat bahwa investasi sejumlah perusahaan Prancis sangat besar, terutama di bidang energi dan energi terbarukan. Saya pikir, bidang tersebut merupakan prioritas Indonesia. Kami juga berinvestasi di bidang manufaktur.
Kami tahu bahwa ini menjadi proyek yang cukup besar di Indonesia. Kami akan terus berinvestasi di berbagai bidang dan beraktivitas dengan mitra di Indonesia.
Di sektor ekonomi, apa yang membuat Prancis tertarik berinvestasi di Indonesia?
Seperti yang telah saya sebutkan tadi, energi dan lingkungan. Kami tahu bidang tersebut menjadi prioritas di Indonesia. Kami juga mempunyai sejumlah expert (ahli) di bidang tersebut, pun di bidang energi solar, marine, bidang listrik. Mereka mempunyai sejumlah proyek yang akan diimplementasikan bulan depan.
Ini jelas membawa prioritas kami di dalam hubungan bilateral dua negara. Selain itu, Indonesia juga sudah meratifikasi Kesepakatan Paris, di mana Indonesia juga harus mengimplementasikan hal tersebut untuk menguatkan kombinasi energi dan energi terbarukan. Di dalam bidang tersebut, perusahaan-perusahaan Prancis tentu dapat membawa keuntungan.
Bagaimana pendapat Anda soal warga Indonesia yang sangat tertarik dengan Prancis sebagai tempat untuk berlibur dan juga belajar?
Kami terus mengundang turis asal Indonesia untuk berkunjung ke Prancis. Kami juga mempromosikan pengajuan aplikasi visa yang mudah. Jumlah turis Indonesia ke Prancis juga sangat istimewa. Kami senang melihat proses ini terus berlanjut dan meningkat. Saya pikir, dengan adanya presiden Prancis yang muda dan baru, itu juga bisa menjadi magnet. Turis dan pelajar Indonesia sangat diterima di Prancis.
Tempat wisata apa yang akan Anda promosikan untuk orang Indonesia?
Paris adalah magnet bagi seluruh turis di dunia. Semua turis di dunia pasti ingin pergi ke Paris. Untuk turis Indonesia, saya yakin semua tempat pasti menarik, selain pinggiran kota dan Museum Louvre juga menjadi daya tarik tersendiri.
Menurut Anda, apakah people to people contact antara Prancis dan Indonesia sudah berlangsung dengan baik?
Menilik ke pelajar Indonesia yang sekolah di Prancis mungkin tidak sebanyak pelajar Indonesia yang sekolah di Inggris maupun Australia dan negara-negara sahabat Indonesia lainnya, namun kami ingin terus meningkatkan itu. Tentunya dengan cara pemberian beasiswa dari pihak Indonesia dan pihak Prancis sendiri untuk menarik pelajar Indonesia belajar di Prancis. Kami harap tahun ini bisa mencapai angka 500 pelajar dari tahun lalu yang hanya 400 pelajar.
Prancis dan Indonesia juga berkontribusi dalam perdamaian Palestina, bagaimana menurut Anda?
Konflik Palestina sangat mengakar dan belum bisa terselesaikan. Konflik ini merupakan yang menjadi perhatian di dunia internasional, terutama Indonesia sebagai negara berpenduduk Muslim terbesar.
Kita harus bersama-sama menyelesaikan konflik ini. Prancis juga sudah mengambil sejumlah inisiatif, seperti contohnya Konferensi Paris soal Palestina-Israel.
Prancis juga bekerja sama dengan Indonesia di berbagai sektor kawasan dan sangat banyak konflik di dunia ini. Bagaimana menurut Anda tentang konflik di Suriah?
Konflik Suriah menjadi topik utama di agenda internasional. Banyak negara yang memperhatikan masalah ini, sejak banyak warga negara asing yang menjadi pejuang teror, termasuk dari Indonesia dan Prancis.
Sekali lagi, kita harus menyelesaikan konflik ini, bukan hanya untuk alasan diplomatik, tapi juga untuk stabilitas. Kita harus menemukan solusi yang melibatkan partisipasi dari pemain besar, seperti Uni Eropa dan Prancis.

Dubes Berthonnet di Kedutaan Besar Prancis di Jakarta (Foto: Fajar Nugraha/Metrotvnews.com).
Pemilu Prancis menarik perhatian dunia internasional, bagaimana Prancis melihat kemenangan dari Emmanuel Macron?
Sudah jelas Macron terpilih, maka sudah jelas pilihan rakyat Prancis sekarang. Kami juga ingin Uni Eropa kembali menguat aktif dan terus memperbaharui diri, karena ada kritik juga yang masuk ke Uni Eropa.
Saya kira, Macron mengerti bahwa akan menjadi sesuatu yang dianggap gila jika kami keluar dari Uni Eropa. Kami ingin Uni Eropa yang stabil dan sejahtera juga stabil.
Bagaimana politik Prancis di bawah pemerintah Macron dan pengaruhnya ke Indonesia?
Sebelumnya telah dijelaskan oleh mantan Presiden Hollande bahwa Prancis sangat ingin menguatkan hubungan bilateral dengan Indonesia. Saya pikir, Macron akan meneruskan itu.
Keaktifan Macron di Uni Eropa tidak serta merta melepaskan Prancis dari Asia Tenggara. Kami tahu bahwa ada free trade agreement antara Uni Eropa dan Indonesia. Ini juga sangat bagus untuk menguatkan hubungan Prancis dan Indonesia.
Melihat oposisi yang sempat meneriakkan French Exit, bagaimana Macron meyakinkan warga Prancis agar tetap tinggal di dalam Uni Eropa?
Saya pikir, isu itu sudah hilang. Warga Prancis sudah di dalam posisi yang benar memilih Macron. Kami adalah negara besar di dalam Uni Eropa. Kami harap kami bisa untuk lebih menguatkan Uni Eropa.
Kemarin juga baru saja Macron mengunjungi Jerman (pada 15 Mei 2017), tentu saja ada pembicaraan mengenai Uni Eropa.
Apakah Macron akan melanjutkan kebijakan Hollande, atau membuat kebijakan baru?
Saya lihat, dari presiden yang lalu-lalu, kebijakan luar negeri Prancis selalu turun temurun. Saya pikir, Macron ada di situasi ini. Ia tentu akan melanjutkan kebijakan yang sudah dibuat Hollande. Apalagi untuk membuat Uni Eropa lebih baik.
Terkait kunjungan Hollande ke Indonesia, apa yang ingin dilanjutkan untuk hubungan dua negara?
Seperti yang sudah saya jelaskan, 35 kesepakatan sudah disetujui dan kita akan lihat implementasinya untuk kelanjutan hubungan bilateral dua negara. Sangat penting untuk meningkatkan hubungan dua negara dan juga membuat proyek baru untuk langkah selanjutnya dalam kerangka kerja sama.
Banyak asumsi bahwa kunjungan Hollande kemarin adalah kunjungan pamitan kepada Presiden Joko Widodo, apakah benar?
Mungkin bisa dibilang kunjungan terakhir sebagai presiden. Dan bisa disebut ini adalah kunjungan bersejarah presiden Prancis ke Indonesia setelah 30 tahun. Saya juga lihat antusias Indonesia dalam menyambut kunjungan Hollande. Kunjungan Hollande akan menjadi awal yang bagus untuk hubungan bilateral dua negara.
Sebagai duta besar Prancis yang baru untuk Indonesia, bagaimana pendapat Anda tentang Indonesia?
Sangat senang berada di sini. Sangat senang menjadi bagian dari proses bilateral dua negara untuk melihat pertumbuhan hubungan dua negara. Indonesia adalah pasar yang besar, negara yang sangat bersahabat dan toleran, seperti yang dikatakan Hollande saat di Indonesia. Indonesia adalah model negara untuk mempromosikan toleransi dan menjadi inspirasi bagi negara lain, termasuk Prancis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News