Tokyo melanjutkan program perburuan ikan paus yang diklaimnya bertujuan ilmiah, meski mendapat tentangan dari komunitas global.
Armada bertolak ke Samudera Selatan pada November tahun lalu, dengan rencana membunuh 333 paus jenis minke. Rencana Jepang mengabaikan moratorium internasional dan gerakan menentang yang dipimpin Australia dan Selandia Baru.
Agensi Perikanan Jepang mengatakan armada itu terdiri dari lima kapal, tiga di antaranya sudah tiba di pelabuhan Shimonoseki pada Jumat 31 Maret 2017 pagi waktu setempat.
Lebih dari 200 orang, termasuk kru dan keluarganya, berkumpul di tengah hujan dalam sebuah seremonial di depan Nisshin Maru, kapal utama dalam armada pemburu ikan paus Jepang.
Dalam sebuah rilis, seperti dikutip AFP, Agensi Perikanan Jepang mendeskripsikan misi tersebut sebagai "riset untuk mempelajari sistem ekologi di Laut Antartika."

Mengantisipasi kedatangan armada Jepang, grup penyayang hewan Humane Society International menyerukan dihentikannya perburuan tahunan ke Antartika.
"Setiap tahun saat Jepang bersikukuh atas alasan ilmiahnya, adalah tahun di mana hewan-hewan luar biasa itu dibunuh secara percuma," kata Kitty Block, wakil presiden Humane Society International.
"Kekejaman nyata yang dilakukan atas nama ilmiah ini harus dihentikan," lanjutnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News