"Terakhir saya ke Korut itu tahun 2006. Kemarin saya ke sana, sudah banyak yang berubah. Korut sekarang negara maju," kata Dino dalam paparannya di Bengkel Diplomasi, Jakarta, Selasa 10 April 2018.
Namun, yang tak berubah adalah foto-foto dari Kim Il-sung dan Kim Jong-il yang terpampang besar di sudut-sudut jalan Pyongyang.
"Malahan sekarang ada foto Kim Jong-un. Dia memang pemimpin yang muda dan berpengaruh bagi rakyatnya," lanjut Dino.
Ia juga sempat menceritakan soal keadaan kota Pyongyang, yang meski tak terlalu ramai, kini sudah berdiri banyak gedung bertingkat yang mewah dan bagus.
Tak hanya itu, sejumlah toko fesyen pun banyak ditemukan di Pyongyang. "Sepatu ini bukan buatan Korut, melainkan impor," tukas dia.
Mengunjungi Pyongyang berbeda ketika mengunjungi Panmunjom. Terletak di Zona Demiliterisasi (DMZ), Panmunjom menjadi tempat delegasi Korut dan Korea Selatan bertemu untuk kali pertama sejak dua tahun terakhir, pada awal Januari 2018.
"Di Panmunjom berbeda dengan apa yang saya lihat di Pyongyang. Suasana masih seperti desa. Tidak ada gedung bertingkat. Warganya kebanyakan naik sepeda atau jalan kaki," tutur mantan Wakil Menteri Luar Negeri ini.
Kunjungan Dino ke Korut dalam rangka mendampingi grup berisi ahli dan pengamat serta penerima beasiswa.
Ahli dan pengamat ini pun tak hanya berasal dari Indonesia, melainkan sejumlah negara Asia lainnya seperti Kamboja, Myanmar, Filipina, Thailand, Vietnam, dan Selandia Baru.
Indonesia menjadi satu dari sedikit negara yang masih mempertahankan hubungan diplomatiknya dengan Korut. Bahkan, Presiden ke-1 RI Ir. Soekarno dan pemimpin Korut pada masa itu, Kim Il-sung , dikenal memiliki hubungan persahabatan yang cukup dekat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News