Tsunami politik ini cukup mengkhawatirkan bagi koalisi partai pimpinan Najib, Barisan Nasional. Koalisi ini kehilangan mayoritas dua pertiga suara di parlemen.
"Malaysia tetap dapat berubah tanpa perlu mengubah kepemimpinan. Saya melihat situasi sebenarnya, saya melihat kenyataan di lapangan. Basis politik kami tetap kuat dan utuh," ucap Najib, seperti dilansir dari Channel News Asia, Selasa 8 Mei 2015.
Pria 64 tahun itu mengatakan partai oposisi bukan berisi orang Melayu, melainkan Tiongkok. Dia merujuk ke Partai Aksi Demokrasi yang memegang status integral dalam blok oposisi.
Dalam jajak pendapat sebelumnya, kandidat mengambil beberapa kursi parlemen dari Perhimpunan Tiongkok Malaysia yang berkuasa. Hal ini dikarenakan sebagian besar suara Tiongkok-Malaysia beralih ke oposisi.
Warga Malaysia dihadapkan pada pilihan sederhana dalam pemilihan umum kali ini: menghidupkan kembali gaya kepemimpinan otoriter mantan Perdana Menteri Mahathir Mohamad, atau memberikan periode ketiga kepada pemimpin saat ini, Najib Razak.
Koalisi Najib, yang menguasai Malaysia selama enam dekade, kemungkinan akan tetap berkuasa karena sistem elektoral saat ini lebih menitikberatkan kepada para pemilih di daerah pinggiran dan pegunungan. Namun sistem ini berimbas pada legitimasi hasil pemilu, yang akan digelar pada 9 Mei mendatang.
Pemilu kali ini menempatkan Najib, politikus berdarah biru, melawan mantan mentornya, Mahathir yang pernah menjadi PM selama 22 tahun hingga 2003. Mahathir pernah dianggap sebagai tokoh yang berhasil memodernisasi Malaysia.
Sementara itu kampanye pemilu Malaysia diwarnai aksi saling tuduh dari kedua kubu. Mahathir menyerang Najib dengan 1MDB, sementara PM menyinggung mengenai gaya otoriter mantan pemimpin tersebut.
Mahathir adalah kandidat perdana menteri dari Pakatan Harapan jika partai ini memenangkan mayoritas 222 kursi Parlemen pada 9 Mei nanti. Ia setuju menyerahkan posisi perdana menteri ke Anwar Ibrahim, tokoh Malaysia yang dikabarkan akan bebas dari penjara pada 8 Juni.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News