Puing dari pesawat AirAsia QZ8501 (Foto: AFP)
Puing dari pesawat AirAsia QZ8501 (Foto: AFP)

Sebelum Jatuh, AirAsia Diduga Dikendalikan Kopilot

Fajar Nugraha • 29 Januari 2015 13:17
medcom.id, Jakarta: Penyelidik masih mencari tahu penyebab jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501. Ada dugaan, kopilot berada di belakang kendali saat tragedi terjadi.
 
The Wall Street Journal yang mewawancarai dua orang yang dekat dengan penyelidikan, mengaku menerima informasi ini secara langsung. Namun pihak Wall Street tidak menjelaskan siapa dua orang nara sumber tersebut.
 
"Pihak berwenang Indonesia, menurut kedua orang tersebut, menyelidiki apa yang menyebabkan kopilot itu terkejut atau bingung dan pada akhirnya mengakibatkan hidung pesawat Airbus A320 itu menanjak dalam sudut yang tidak wajar. Penyelidik juga mencari tahu apakah sistem perlindungan dari pesawat mengalami kerusakan atau bahkan tidak aktif," tulis The Wall Street Journal, berdasarkan keterangan dua orang tersebut dalam publikasi, Rabu (28/1/2015).

Pesawat itu akhirnya berada di ketinggian maksimum dan menanjak dengan cepat sebelum akhirnya terhenti dan kemudian menukik tajam, hingga jatuh ke dalam air.
 
"Setelah menyelidiki kotak hitam selama dua pekan, penyelidik yakin bahwa kopilot Remi-Emannuel Plesel,-warga Prancis kelahiran Martinique-, berada di balik kendali ketika pesawat bermanuver untuk menghindari badai pada 28 Desember. Pesawat tengah dalam perjalanan dari Surabaya menuju Singapura," lanjut The Wall Street Journal.
 
"Turbulensi diyakini turut berkontribusi dalam upaya pesawat menanjak secara dramatis. Tetapi penyelidik masih terus memeriksa interaksi antara perintah pilot dan sistem kendali pesawat oleh komputer, ketika pesawat menambah ketinggiannya dan meluncur dengan tajam," lanjut pihak The Wall Street Journal, berdasarkan keterangan dua nara sumber.
 
"Peringatan otomatis dari pesawat terdengar dalam rekaman suara kokpit di saat kopilot dan pilot berjuang untuk memegang kendali pesawat," jelas penyelidik.
 
Penyelidik, ahli keamanan penerbangan dan pejabat AirAsia menekankan bahwa terlalu dini untuk mengambil kesimpulan dari kecelakaan. Mereka juga menolak untuk membahas temuan terbaru dari penyelidikan.
 
Namun ada ucapan spesifik mengenai jatuhnya pesawat. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Kementerian Perhubungan, pesawat itu menanjak hingga 5.000 kaki dalam waktu 30 detik. Kemudian pesawat berubah arah sebanyak dua kali, sebelum akhirnya turun dalam kecepatan tinggi. Pesawat itu mengubah arahnya dan masuk ke dalam kondisi udara spiral.
 
Menurut dua orang yang dimintai keterangan oleh The Wall Street Journal, rekaman data penerbangan mengindikasikan bahwa kopilot mengendalikan pesawat dan menaikkan hidung pesawat. Tetapi tidak diketahui apakah kopilot memegang kendali saat pesawat memasuki cuaca buruk.
 
Remi-Emannuel Plese keluar dari pekerjaannya sebagai teknisi di perusahaan minyak Total SA, untuk memenuhi impian masa kecil menjadi seorang pilot. Dia memiliki 2.200 jam terbang, sejak tiga tahun terbang bersama AirAsia. Sementara Kapten Iriyanto, adalah seorang pilot jet tempur yang memiliki pengalaman terbang hampir 10 kali lipat dibandingkan Plesel, 6.000 jam terbang dengan Airbus A320 bersama AirAsia.
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan