medcom.id, Kuala Lumpur: Bagi keluar dari penumpang pesawat Malaysia Airlines MH370, satu tahun sudah berlalu setelah pesawat tersebut hilang. Hingga saat ini pihak keluarga masih menunggu kepastian kabar keberadaan pesawat itu.
Malay Mukherjee mengingat kembali di masa pesawat Boeing 777-200ER itu dinyatakan hilang pada 8 Maret 2015. Putra Malay, Muktesh Mukherjee bersama dengan istrintya Xiaomi Bai berada di dalam pesawat nahas tersebut.
Sudah satu tahun, Malay menunggu kepastian mengenai kabar keberadaan putranya, bersama dengan 237 penumpang lainnya di penerbangan MH370 tersebut. Sebelum tidur, pria berusia 67 tahun itu selalu mengingat pertama kali dirinya mendengar kabar hilangnya pesawat.
"Anda berkabung, karena itulah saat di mana kita semua sendiri," ujar Malay, seperti dikutip The Globe and Mail, Sabtu (7/3/2015).
Setelah 40 menit lepas landas dari Kuala Lumpur pada 8 Maret 2014, pesawat dilaporkan hilang kontak. Pasangan Muktesh dan Xiaomi adalah dua warga Kanada yang turut menumpang Malaysia Airlines MH370.
Nasib dari pesawat yang dikabarkan jatuh di Samudera Hindia tersebut, masih menjadi tanda tanya besar. Puluhan negara turut serta dalam pencarian yang dikakukan di darat dan laut, namun belum ada satu pun jejak dari pesawat tersebut.
Satu tahun kemudian, tidak banyak perubahan. Mereka yang berada di dalam pesawat hilang dan tidak ada yang tahu kenapa. 8 Maret menjadi perayaan hilangnya pesawat itu, meskipun kata 'perayaan' ini tidak cocok.
"Seperti yang Anda tahu, ini bukan perayaan. Ini adalah kesedihan yang berkepanjangan. Karena ketika mendekati tanggal 8, yang dipikirkan saat ini adalah sudah satu tahun (hilangnya MH370) itu terjadi," tutur Malay Mukherjee.
"Kami hingga saat ini sadar bahwa tidak ada informasi apapun yang didapat. Yang bisa menghibur hanya anak-anak saat ini dalam kondisi baik," jelasnya.
Malay saat ini merawat anak-anak dari Muktesh dan Xiaomi yakni, Mirav yang berusia delapan tahun serta Miles yang berusia tiga tahun. Mereka berada di Beijing, ketika kedua orangtuanya berlibur ke Vietnam dan menumpang MH370.
Segera setelah pesawat itu tidak pernah sampai, Malay dan istrinya Uma datang ke Beijing, untuk menemani cucu mereka. Selama dua bulan mereka tinggal di apartemen dan pada April akhirnya kembali Mumbai, India bersama cucu-cucunya.
Mirav saat ini bersekolah di sebuah sekolah internasional dan terus diawasi oleh gurunya. Mirav pun mulai terbuka dengan apa yang dialami oleh orangtuanya.
"Dia (Mirav) sangat tranparan dengan duka dan perasaannya, bersama dengan temannya. Mirav selalu mengatakan ke teman kelasnya bahwa terus berharap orantuanya akan kembali, tetapi kini dia mulai sadar hal tersebut tidak akan pernah terjadi," tutup Malay.
Pemerintah Malaysia resmi menyatakan bahwa Malaysia Airlines MH370 jatuh di Samudera Hindia. Namun mereka belum memastikan keberadaan dari pesawat yang membawa 239 penumpang itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News