Polisi antihuru-hara India berusaha mengendalikan situasi dalam bentrokan warga di Bhajanpura, New Delhi, 24 Februari 2020. (Foto: AFP/SAJJAD HUSSAIN)
Polisi antihuru-hara India berusaha mengendalikan situasi dalam bentrokan warga di Bhajanpura, New Delhi, 24 Februari 2020. (Foto: AFP/SAJJAD HUSSAIN)

Bentrokan Terjadi saat Trump Kunjungi India, 7 Tewas

Marcheilla Ariesta • 25 Februari 2020 14:59
New Delhi: Tujuh orang tewas dalam bentrokan terkait Undang-Undang Kewarganegaraan di New Delhi, India. Bentrokan terjadi saat Presiden Amerika Serikat Donald Trump berkunjung ke India pada Senin 24 Februari.
 
Bentrokan di wilayah ibu kota India itu juga melukai puluhan orang lainnya.
 
Selama berlangsungnya protes, polisi menembakkan gas air mata dan juga menggunakan tongkat untuk memukul mundur demonstran. Seolah tak memedulikan petugas, kelompok pendukung dan penentang UU Kewarganegaraan terus saling serang dengan melemparkan batu dan benda lainnya.

Selain bentrok, sekelompok pedemo juga membakar beberapa rumah, toko, kendaraan dan pompa bensin. Demi menekan kerusakan lebih lanjut, polisi sampai menutup akses ke dua stasiun metro di New Delhi.
 
Juru bicara kepolisian New Delhi Anil Kumar membenarkan adanya korban tewas dalam bentrokan. Salah satu korban adalah polisi yang tewas terkena lemparan batu.
 
"Sebelas polisi terluka terkena lemparan batu saat mencoba memisahkan kelompok yang berseteru," tutur petugas kepolisian, dilansir dari ABC News, Selasa 25 Februari 2020.
 
UU Amandemen Kewarganegaraan India memudahkan jalan bagi non-Muslim di negara-negara tetangga untuk mendapat kewarganegaraan di India. Oleh pihak oposisi, UU tersebut dipandang mendiskriminasikan Muslim.
 
Kunjungan Trump ke India merupakan gestur balasan kepada Perdana Menteri India Narendra Modi yang telah mengunjungi AS pada 2019.
 
Kedatangan Trump dilabeli warga India dengan judul "Namaste Trump," yang merupakan respons dari "Howdy Modi" ketika PM India mengunjungi Houston tahun lalu.
 
Dalam kunjungan pertamanya ke India, Trump diyakini akan mengangkat masalah kebebasan beragama di negara itu. Sejumlah pengamat menilai kunjungan Trump hanya bersifat seremonial dan tidak akan terlalu menghasilkan pencapaian konkret, baik untuk AS maupun India.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan