Awal Juni, partai oposisi mengenalkan RUU tersebut ke parlemen Australia. RUU ini bertujuan mengganti definisi menikah dari komitmen antara "pria dan wanita" menjadi antara "dua orang."
Warren Entsch, politisi dari Liberal, partai Perdana Menteri Tony Abbott, menyodorkan RUU itu. Ia melakukannya meski pekan lalu Liberal melarang anggotanya mendukung RUU tersebut.
"RUU ini didesain untuk mempromosikan Australia yang inklusif, bukan yang terbagi-bagi," tutur Entsch, seperti dilansir AFP.
"Kita akan menjadi negara yang terbagi jika kita terus membiarkan terjadinya diskriminasi dalam kaitannya dengan pernikahan yang didasarkan atas seksualitas seseorang," sambung dia.
Australia dinilai tertinggal dari beberapa negara lain yang mengubah aturan mengenai pernikahannya. Dalam sebuah survei Fairfax Media pada Senin, 69 persen dari 1402 responden Australia mendukung kesetaraan hak. Jumlah ini meningkat dari lima tahun lalu sebesar 57 persen.
Abbott, seorang politisi konservatif yang sempat berlatih menjadi pendeta Katolik, sejak lama menentang isu pernikahan sesama jenis. Dalam pertemuan dengan koalisi Liberal/Nasional pekan lalu, diputuskan pemerintahan saat ini menentang pernikahan gay.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News