Laporan ini muncul dari kantor berita NHK, Senin (10/8/2015). NHK mengonfirmasi kata "maaf" dan "agresi" ada dalam draf pidato, seperti kata-kata yang pernah diucapkan mantan PM Jepang Tomiichi Murayama pada 1995. Ketika itu, Murayama mengungkapkan "penyesalan mendalam" dan "memohon maaf dari lubuk hati terdalam" atas aksi Jepang pada PD II.
Pernyataan Murayama menyebutkan bahwa "agresi dan kekuasaan kolonial Jepang telah menyebabkan kerusakan besar dan penderitaan terhadap banyak orang di banyak negara, terutama di Asia."
Surat kabar Sankei menilai Abe akan menggunakan kata "agresi" dalam pidato yang dijadwalkan berlangsung Jumat mendatang.
"Mungkin dia akan menyinggung (agresi) sebagai aksi yang tidak dapat dimaafkan," tulis Sankei, seperti dikutip AFP.
Abe akan berpidato satu hari sebelum 15 Agustus, hari dimana Jepang menyerah kepada pasukan sekutu di tahun 1945.
Pekan lalu, Abe mengaku akan mengungkapkan "penyesalannya" atas PD II. Dia juga akan mengikuti permohonan maaf secara eksplisit dari beberapa PM sebelumnya "secara utuh."
Namun Abe juga berulang kali menegaskan dirinya hanya ingin fokus terhadap peran positif Jepang di Asia sejak menyerah pada 1945.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News