Warga di desa Peam, terletak sekitar satu jam dari ibu kota Phnom Penh, berbondong-bondong mendatangi sebuah rumah yang dijadikan tim medis sebagai lokasi tes. Di sana, warga menjalani pemeriksaan HIV dengan diambil sampel darahnya.
Ly Peng Sun, kepala Pusat HIV Nasional Kamboja mengatakan pemeriksaan massal ini untuk mengantisipasi terjangkitnya 14 orang tersebut.
"Lebih dari 140 orang telah datang untuk diperiksa dan hasilnya sejauh ini sekitar 50 orang negatif HIV," tutur Sun, seperti dilansir AFP, Senin (22/2/2016).
Tingkat infeksi HIV di Kamboja relatif tinggi, namun negara kecil di Asia ini telah membuat kemajuan berarti dalam memerangi AIDS sejak beberapa tahun terakhir.
Namun ketakutan kembali menyeruak setelah sempat terjadi wabah HIV di sebuah desa, di mana lebuh dari 200 warga terinfeksi. Wabah dipicu seorang dokter ilegal yang menggunakan jarum suntik bekas pakai.
"Masyarakat merasa gugup saat ini. Mereka khawatir dokter akan menyebarkah HIV," tutur Phy Sobin, 33, kepada AFP via telepon.
"Saya pernah disuntik beberapa kali. Saya dan dua anak saya dinyatakan negatif HIV, tapi suami saya belum dites," lanjutnya, yang juga mengatakan bibinya positif HIV.
Sun menegaskan masih terlalu dini untuk menentukan penyebab pasti wabah terbaru. Dokter yang sebelumnya bertanggung jawab atas wabah HIV di provinsi Battambang kini menjalani hukuman 25 tahun penjara
Data Bank Dunia menyebutkan bahwa Kamboja, salah satu negara paling miskin di Asia, hanya memiliki 0,2 dokter untuk setiap 100 ribu orang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News